
Pantau-Istilah "jam koma" kini semakin populer di kalangan generasi Z, terutama di media sosial seperti TikTok dan X. Istilah ini merujuk pada kondisi penurunan energi yang ekstrem, biasanya terjadi pada sore hingga malam hari, khususnya di antara jam 2-4 sore atau larut malam.
Banyak anak muda yang merasakan kelelahan mendalam pada jam-jam tersebut, yang sering kali disebut sebagai "koma."
Seperti dilansir berbagi sumber, Selasa (22/10/2024), fenomena ini tidak hanya sekadar rasa lelah, tetapi merupakan hasil dari berbagai faktor yang berkaitan dengan gaya hidup digital dan kebiasaan sehari-hari Gen Z. Salah satu faktor utamanya adalah kelelahan mental akibat paparan terus-menerus terhadap informasi digital. Gen Z yang tumbuh dengan teknologi menghadapi overload informasi dari smartphone, komputer, dan media sosial, yang akhirnya memicu kelelahan kognitif dan fisik.
Baca juga: Begini Cara Amankan Akun Medsos Tak Aktif sehingga Terhindar dari Hackers
Selain itu, kurang tidur menjadi penyebab signifikan. Banyak generasi Z yang terbiasa begadang, baik untuk urusan sekolah, pekerjaan, maupun hiburan. Akibatnya, tubuh kekurangan waktu pemulihan yang cukup, dan rasa lelah tersebut mencapai puncaknya pada jam-jam kritis di siang atau malam hari.
Faktor lain yang turut memperparah "jam koma" adalah tekanan untuk selalu terkoneksi secara digital, yang menyebabkan burnout atau kelelahan berkepanjangan. Kebiasaan makan yang kurang sehat, seperti konsumsi tinggi gula dan kafein, juga memperburuk kondisi ini. Setelah efek stimulan seperti kafein berkurang, lonjakan kelelahan sering kali terjadi.
Untuk mengatasi "jam koma," beberapa solusi yang bisa diadopsi antara lain menjaga pola hidup sehat, mengurangi konsumsi kafein, beristirahat secara teratur, dan mengurangi waktu di depan layar. Memahami keseimbangan antara kehidupan digital dan kesehatan fisik serta mental sangat penting agar generasi Z tetap produktif dan sehat di era modern ini.
- Penulis :
- Wira Kusuma