
Pantau - OpenAI telah memblokir akun sejumlah pengguna asal China yang diduga menggunakan ChatGPT untuk mengembangkan alat pengawasan media sosial berbasis kecerdasan buatan (AI).
Menurut laporan OpenAI, kelompok tersebut menjalankan operasi dengan nama Peer Review dan menggunakan ChatGPT untuk menyusun promosi alat yang dirancang untuk memantau sentimen anti-China di berbagai platform seperti X, Facebook, YouTube, dan Instagram.
Lebih lanjut, OpenAI mengungkap bahwa jaringan ini beroperasi dalam pola waktu yang sesuai dengan jam kerja di China daratan dan menggunakan bahasa Mandarin dalam interaksi mereka dengan model AI. Para operator juga disebut menggunakan ChatGPT untuk mengoreksi klaim bahwa hasil pengawasan mereka dikirim ke kedutaan besar China serta agen intelijen yang memantau protes di negara-negara seperti AS, Jerman, dan Inggris.
Baca Juga:
OpenAI Blokir Akun yang Diduga Terlibat Skema Pekerjaan Palsu Terkait Korea Utara
"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan penggunaan model AI dalam aktivitas seperti ini," kata Ben Nimmo, peneliti utama di OpenAI, sebagaimana dikutip dari Engadget, Minggu (23/2/2025).
Kelompok ini juga diketahui memanfaatkan kode dari model sumber terbuka Llama milik Meta untuk mengembangkan alat pengawasan tersebut. Selain itu, ChatGPT diduga digunakan untuk menyusun laporan internal yang mencakup praktik phishing dengan tujuan tertentu di China.
Di luar aktivitas tersebut, OpenAI juga mengungkap bahwa mereka baru-baru ini memblokir akun lain yang menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan postingan media sosial yang menyerang Cai Xia, seorang ilmuwan politik yang kini tinggal di pengasingan di AS.
Selain itu, akun yang sama juga disebut menggunakan ChatGPT untuk membuat artikel berbahasa Spanyol yang mengkritik AS. Artikel-artikel ini kemudian diterbitkan oleh media di Amerika Latin dan dikaitkan dengan individu atau perusahaan asal China.
OpenAI menegaskan bahwa pemantauan terhadap penggunaan teknologi AI terus dilakukan guna mencegah penyalahgunaan yang dapat berdampak pada keamanan dan kebebasan informasi di dunia digital.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah