Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Erick Thohir Buka Suara Soal Korupsi di Bombardier-Garuda

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Erick Thohir Buka Suara Soal Korupsi di Bombardier-Garuda

Pantau.com - Serious Fraud Office (SFO) alias KPK Kerajaan Inggris memulai penyelidikan terkait korupsi Bombardier dan maskapai BUMN, Garuda Indonesia. Penyelidikan ini dilakukan atas dugaan penyuapan dan korupsi sehubungan dengan kontrak dan atau pesanan dari Garuda Indonesia.

Menanggapi masalah ini, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan pihaknya akan mengikuti aturan yang berlaku. "Kami di Kementerian BUMN sangat mendukung untuk penindak-lanjutan masalah hukum di Garuda karena ini merupakan bagian dari Good Corporate Governance dan transparasi yang dijalankan sejak awal kami menjabat dan sesuai dengan program transformasi BUMN," kata Erick di Jakarta, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Garuda Luncurkan 3 Rute Anyar Destinasi Wisata Unggulan

Erick pun akan terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (KPK, KemenkumHAM, dan Kejaksaan) dalam penanganan kasus Garuda. "KemenkumHAM membantu kami dalam melakukan revisi kontrak melalui mutual legal assistance," katanya.

Untuk informasi, Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan 18 jet regional bombardier CRJ-1000. Kesepakatan untuk memperoleh pesawat diselesaikan selama Singapore Airshow pada Februari 2012, di mana maskapai penerbangan tersebut pada awalnya setuju untuk memperoleh enam pesawat CRJ-1000, dengan opsi untuk menerima pengiriman 12 jet tambahan.

Berdasarkan pengumuman Bombardier ketika itu, kesepakatan tersebut bernilai USD1,32 miliar dengan harga jual. Garuda Indonesia menerima pengiriman jet regional pertama buatan Kanada pada Oktober 2012. Bombardier mengirimkan CRJ1000 terakhir ke maskapai pada Desember 2015.

Baca juga: Garuda Akan Garap Penerbangan Kargo untuk Ekspor Produk Laut

Adapun juga laporan dari SmartAviation menyatakan pesawat kapasitas 90-an penumpang tersebut tidak cocok untuk bandara Indonesia, karena produk Kanada itu dibuat untuk kondisi pasar Amerika Utara.

Secara teknis, pesawat Bombardier membutuhkan landasan pacu (runway) 2.000 meter. Sedangkan bandara-bandara di wilayah ekspansi Garuda yaitu bagian timur Indonesia sangat sedikit yang memiliki panjang landasan seperti itu. Bandara-bandara itu lebih pas melayani pesawat ATR yang berbaling-baling.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta