
Pantau.com - Li Wenliang, seorang dokter dan salah satu dari delapan orang yang pertama kali memperingatkan publik tentang virus korona baru, telah meninggal dunia karena infeksi tersebut pada Kamis malam (6/2/2020) waktu setempat. Kabar duka ini memicu kemarahan dan kesedihan rakyat China di media sosial Weibo.
Dilansir Al Jazeera, dipuji sebagai pahlawan nasional, Li ditangkap oleh otoritas Wuhan karena dianggap menyebarkan desas-desus pada awal Januari terkait virus yang dijuluki 2019-nCoV.
Li telah memperingatkan teman-temannya dalam pesan pribadi WeChat tentang penyebaran virus yang mirip dengan SARS di Wuhan, pusat epidemi tersebut. Ia juga yang pertama kali kontak dengan virus, usai merawat pasien glukoma yang pada saat itu tidak disadari telah terifeksi virus mematikan.
Berita kematian Li diumumkan sekitar pukul 21.30 malam waktu setempat pada Kamis kemarin, ketika rekan Dr. Li mengunggah pesan di Weibo dengan mengatakan dia telah meninggal setelah dikirim ke unit perawatan intensif.
Global Times, media pemerintah China yang berbahasa Inggris, pertama kali melaporkan kisah itu dan membuka diskusi media sosial tentang Li di Weibo.
Baca juga: Korban Jiwa Akibat Korona di China Menjadi 636 Orang
Kabar duka itu dengan cepat menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di WeChat dan Weibo, dua platform media sosial terbesar di China, dengan menarik jutaan unggahan dan pencarian tentang Li.
Dalam waktu yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya, publik China membanjiri Weibo dan WeChat dengan menyampaikan rasa dukanya. Topik "Li Wenliang" dan "Pemerintah Wuhan Masih Berutang Maaf Dr Li" saat ini menjadi topik tertinggi pada jam pertama usai berita dipublikasikan.
Kematian Dr Li menempatkan lapisan emosi tambahan pada negara ini yang merasa gelisah atas wabah yang menewaskan sedikitnya 636 orang dan menginfeksi 31.161 lainnya. Sebelumnya pada hari Rabu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa jumlah kasus virus korona baru yang dikonfirmasi telah turun untuk pertama kalinya sejak wabah dimulai.
"Mereka yang mengatakan yang sebenarnya ditangkap karena menyebarkan desas-desus dan mereka yang tidak mengatakan apa-apa selain kebohongan menjadi pemimpin," sebuah posting di Weibo mengatakan tentang kematiannya. "Sungguh pertanda zaman kita!"
Pemerintah China, terutama kepemimpinan lokal, telah menghadapi kritik luas dari masyarakat atas penanganan wabah tersebut. Dari ketika provinsi Hubei mengakui pasien pertama yang terinfeksi virus korona pada awal Desember hingga pertengahan Januari ketika ada tanda yang jelas tentang penularan dari manusia ke manusia dan kemungkinan wabah, pemerintah daerah telah mencoba membatasi aliran informasi.
Kematian Dr Li pertama kali dilaporkan di media sosial China pada Kamis malam tetapi dikonfirmasi oleh pejabat rumah sakit pada hari Jumat (Foto: akun media sosial Weibo dari Dr Li Wenliang)
"Mengapa mereka masih menghapus posting tentang bagaimana pemerintah daerah berutang permintaan maaf padanya?! Dia pantas mendapatkannya! Dan pemerintah benar-benar berpikir kita semua bodoh?" ujar netizen lainnya dengan marah menulis di Weibo, merujuk pada hashtag terkait dengan Dr Li yang segera disensor.
Namun, ketika kemarahan membanjir secara online, meminta orang-orang untuk tidak pernah melupakan namanya dalam pertempuran melawan tidak hanya virus tetapi juga birokrasi, Rumah Sakit Pusat Wuhan, fasilitas medis tempat Dr Li menerima perawatan, mengatakan di akun Weibo resminya pada pukul 23.00 malam, bahwa mereka masih berusaha menyadarkan Dr. Li.
"Kondisinya sangat kritis, dan dia sudah menghentikan detak jantungnya tadi malam, tetapi dia memakai intubasi dan oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO) hanya karena tekanan dari para pemimpin," kata sumber di Rumah Sakit Pusat Wuhan, yang meminta untuk tetap anonim kepada Al Jazeera.
Baca juga: Hanya 30 Jam Setelah Dilahirkan, Bayi Ini Positif Terinfeksi Virus Korona
Kesaksian mereka kemudian dikolaborasikan oleh sejumlah posting online, termasuk screenshot dari percakapan di antara dokter mengatakan tim hanya mencoba menyadarkan dia untuk menangkis kemarahan publik tentang kematian ini.
Pada pukul 3:48 pagi pada hari Jumat, akun resmi Rumah Sakit Pusat Wuhan memposting di Weibo bahwa kematiannya dikonfirmasi enam jam setelah detak jantungnya diduga berhenti. Ini disambut oleh gelombang kehebohan yang meluas.
"Saya belajar dua kata hari ini: resusitasi politik dan resusitasi performatif," komentar utama dari posting Rumah Sakit Pusat Wuhan.
"Sebagai seorang jurnalis, saya menolak mengutip waktu resmi kematian dari Dr. Li, yaitu 7 Februari dini hari," Muyi Xiao, editor visual di ChinaFile, sebuah majalah online, mengatakan di Twitter.
"Penting bagi kita untuk menentukan kapan dia benar-benar meninggal, jadi tanggal kematiannya tidak ditentukan oleh pihak berwenang. Setidaknya dia layak mendapatkannya."
- Penulis :
- Kontributor NPW