
Pantau.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, dalam beberapa hari ke depan, kasus terkonfirmasi COVID-19 di dunia akan mencapai 1 juta, sementara angka kematian akan naik menjadi 50.000.
"Saat kita memasuki bulan keempat sejak awal pandemi COVID-19 merebak, saya sangat khawatir dengan eskalasi penularan dan penyebaran global yang begitu cepat," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam taklimat media harian.
Sembari menyebut perkembangan kasus baru COVID-19 yang pertumbuhannya hampir secara eksponensial selama lima pekan terakhir di seluruh dunia, Tedros mengatakan angka kematian naik hingga lebih dari dua kali lipat selama pekan lalu.
Baca juga: Pandemi Virus Korona Krisis Global Terburuk Sejak Perang Dunia II
Hingga Rabu 1 April 2020 pukul 18.00 CET (23.00 WIB), pandemi ini telah menewaskan 40.777 orang di seluruh dunia, sementara 827.419 kasus infeksi dilaporkan oleh 200 lebih negara dan kawasan, menurut data situasi WHO.
Di luar China, hingga Rabu sore jumlah kasus terkonfirmasi melonjak menjadi 744.781 dan 37.456 pasien meninggal akibat penyakit ini.
Menurut WHO, Amerika Serikat (AS) mencatat 163.199 kasus termasuk 2.850 kematian, sementara Italia melaporkan 105.792 kasus dengan 12.430 pasien di antaranya meninggal dunia.
Baca juga: Malaysia Usir WNI Selama Proses Karantina Wilayah Akibat Pandemi Korona?
Selain negara-negara dengan angka kasus yang tinggi itu, Tedros memperingatkan bahwa Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan yang sejauh ini melaporkan jumlah kasus relatif lebih sedikit dapat mengalami dampak sosial, ekonomi, dan politik yang serius akibat COVID-19.
Dia menekankan pentingnya untuk memastikan bahwa negara-negara dan kawasan ini memiliki perlengkapan yang memadai untuk mendeteksi, menguji, mengisolasi, dan mengobati kasus, serta mengidentifikasi kontak langsung.
Selain itu, Tedros meminta pemerintah agar menerapkan langkah-langkah kesejahteraan sosial guna memastikan masyarakat yang rentan memiliki makanan dan kebutuhan hidup lainnya selama krisis. "Banyak negara berkembang akan kesulitan dalam mengimplementasikan program kesejahteraan sosial seperti ini," kata Tedros, sembari menyebut bahwa keringanan utang sangat penting untuk memungkinkan negara-negara itu mengurus rakyat mereka dan menghindari keruntuhan ekonomi.
rn- Penulis :
- Widji Ananta