Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Minta Autopsi Ulang

Headline
Sejumlah Aremania menyalakan lilin dalam peringatan 40 hari Tragedi Kanjuruhan, sebelum memanjatkan doa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu malam (9/11/2022). ANTARA/Vicki Febrianto

Pantau – Keluarga dua korban tragedi Kanjuruhan mengaku kecewa dengan hasil autopsi tim Perhimpunan Dokter Perhimpunan Dokter Forensik (PDFI) Jawa Timur yang dinilai tidak transparan.

“Saya sangat sakit hati, ini tidak transparan, mereka janji di depan makam dan mengingkarinya,” kata ayah dari kedua korban, DAY, Rabu (30/11/2022).

Kuasa hukum keluarga, Imam Hidayat menduga hasil autopsi tim PDFI Jatim yang menyatakan tak menemukan zat gas air mata telah dimanipulasi. Menurutnya, sejumlah temuan PDFI tak sesuai dengan kondisi jenazah.

“Dari berbagai kejanggalan hasil autopsi itu, kami menduga ada manipulasi hasil autopsi,” ujar Imam.

Imam mengungkapkan, dua anak kliennya yang jadi korban dalam tragedi kanjuruhan, NDR (16) dan NDB (13), ditemukan meninggal dalam kondisi mulut keluar busa dan keluar cairan dari organ vitalnya.

Kemudian, wajah dan kulit korban tampak menghitam. Ia ragu jika hal-hal itu hanya disebabkan benda tumpul.

“Saya siap autopsi kedua jika memang diperlukan,” katanya.

Sebelumnya, PDFI Jatim telah menuntaskan autopsi terhadap dua korban Tragedi Kanjuruhan. PDFI menyatakan penyebab kematian dua orang itu adalah patah tulang dan pendarahan berat.

Ketua PDFI Jawa Timur Nabil Bahasuan mengatakan, pihaknya tidak menemukan zat gas air mata dalam autopsi itu. Menurutnya, PDFI telah bekerja sama dengan BRIN dalam pengujian itu.

“Dari hasil pengumpulan sampel yang ada pada kedua korban, kami sudah mengumpulkan kepada BRIN dan didapatkan tidak terdeteksi adanya gas air mata tersebut,” kata Nabil di Universitas Airlangga.

Tim Pantau
Reporter
Aditya Andreas
Penulis
Aditya Andreas