billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

4 Alasan Mengapa Atheis Tidak Percaya Adanya Tuhan

Oleh Kontributor ANU
SHARE   :

4 Alasan Mengapa Atheis Tidak Percaya Adanya Tuhan

Pantau.com - Atheisme atau disebut juga atheis merupakan suatu pandangan, mereka beranggapan bahwa Tuhan itu tidak ada. Atheis bukanlah sesuatu yang baru, mereka sudah ada sejak sekitar tahun 1.000 SM.

Mereka mengklaim bahwa orang yang beragama akan menganggap Tuhan adalah sempurna, namun sering kali menggambarkannya dengan cara yang kontradiktif dan tidak koheren. Banyak karakteristik dikaitkan dengan Tuhan, beberapa di antaranya tidak mungkin dan beberapa kombinasi sama tidak mungkinnya dalam pikiran realistis mereka.

Statistik menunjukkan, orang yang menyatakan diri sebagai penganut atheis telah mencapai 10 persen dari seluruh manusia yang ada di dunia. Mengapa makin banyak orang yang menjadi atheis? Apakah atheisme benar-benar dalam posisi yang logis sebagaimana yang diklaim oleh para penganutnya?

Alasan Atheis tidak mempercayai Tuhan

Baca Juga: 5 Teori Konspirasi Soal Selebriti Dunia yang Akhirnya Terpecahkan

1. Keyakinan muncul dari diri sendiri

Bagi Atheis tidak ada agama yang benar-benar konsisten dalam hal doktrin, gagasan, maupun sejarah, jadi bagi mereka mengherankan bahwa ideologi dan tradisi tidak dibuat ilahi untuk mengikuti keinginan Tuhan.

2. Agama tampak terlalu biasa

Dalam pikiran orang atheis, beberapa budaya, seperti di Yunani kuno telah menggambarkan Tuhan sama alaminya dengan manusia, meski pada umumnya Tuhan bersifat supranatural.

3. Banyaknya kejahatan di Bumi

Adanya kejahatan membuat atheis mempertanyakan mengapa Tuhan tak menghilangkan semua tindakan jahat di Bumi.

4. Bagi mereka tidak ada alasan bagus untuk percaya

Alasan paling mendasar yang dikemukakan atheis adalah tidak adanya alasan yang bagus untuk melakukannya (percaya pada Tuhan atau memeluk suatu keyakinan).

Baca Juga: 5 Negara yang Melegalkan Bisnis Jual Beli Istri

Beberapa poin di atas adalah sejumlah alasan mengapa ada orang memilih menjadi seorang atheis, dan tidak percaya pada Tuhan, serta bisa dijelaskan secara logika, seperti ilmu pengetahuan.

Tentu saja pendapat kita jauh bertentangan dengan bagaimana mereka berpikir, namun sejumlah negara di luar sana tak terlalu mempermasalahkan jika masyarakatnya tidak menganut suatu agama tertentu. 

Penulis :
Kontributor ANU