Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Awas, Polusi Udara Dapat Memicu Resiko Diabetes

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Awas, Polusi Udara Dapat Memicu Resiko Diabetes

Pantau.com - Sebuah hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care menyebutkan, polusi atau polutan yang ada pada udara maupun bahan kimia dapat mendorong perubahan dalam tubuh dan memicu diabetes.

Penelitian itu dilakukan terhadap 725 orang dewasa yang bebas diabetes di Swedia.

Para peneliti mengambil contoh darah mereka untuk mengukur kadar polutan. Kemudian, para peneliti itu mengamati mereka selama lima tahun.

Sebanyak 36 dari seluruh peserta didiagnosa mengalami diabetes tipe 2 dalam masa pengamatan itu.

Baca Juga: Waspada, Cuaca Panas Rentan Picu Radang Tenggorokan

Ketika tim yang diketuai Dr Duk-Hee Lee, dari Kyungpook National University di Daegu, Korea Selatan, memperhitungkan risiko diabetes yang lain seperti berat badan, olahraga, dan merokok, diketahui bahwa orang yang memiliki kadar PCB tinggi sembilan kali lebih mungkin mengalami diabetes dibanding mereka yang memiliki kadar polutan rendah dalam darah mereka.

Kaitan itu lebih kecil untuk sejumlah jenis pestisida, sedangkan yang lain tidak berkaitan dengan diabetes sama sekali.

Namun, para peneliti itu tidak dapat membuktikan bahwa PCB atau polutan lain menyebabkan diabetes.

Menurut Lembaga Kesehatan Nasional di Amerika Serikat, lebih dari delapan persen penduduk AS mengalami diabetes, yang sebagian besar adalah diabetes tipe 2.

Sementara itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 8,6 persen penduduk Indonesia menderita diabetes.

Penyakit diabetes terdiri atas dua tipe. Pada diabetes tipe 1 tubuh tidak memproduksi insulin yang berfungsi mengatur kadar gula dalam darah, sehingga penderita harus disuntik insulin setiap hari. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja.

Baca Juga: Waspada, Ibu Hamil Pengidap Diabetes Melitus Berisiko Lahirkan Bayi Cacat

Pada diabetes tipe 2, pakreas memproduksi insulin, tetapi sel tubuh tidak mampu meresponsnya secara normal. Jenis diabetes ini biasanya terkait dengan kegemukan, kurang olahraga, dan tekanan darah tinggi. Jenis ini biasanya baru menyerang pada usia di atas 40 tahun.

Jika tidak dikendalikan dengan baik, kadar gula darah yang tinggi pada penderita diabetes akan mengakibatkan kerusakan pembuluh darah dan saraf yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan ginjal serta meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan impotensi.

Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar gula dalam darahnya di atas 126 mg/dl saat puasa atau 200 mg/dl saat tidak puasa. Namun, kebanyakan gejala diabetes baru terlihat bila gula darah sudah di atas 270 mg/dl.

Gejala diabetes yang umum terjadi antara lain adalah merasa haus terus-menerus, frekuensi kencing meningkat, kelelahan, berat badan menurun, mengalami gangguan penglihatan, dan jika menderita luka memerlukan waktu lama untuk sembuh.

Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan lain dari tumbuhan serta berolahraga secara teratur dipercaya dapat membantu membersihkan tubuh dari polutan.

Penulis :
Kontributor NPW