Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Belasan Negara Uni Eropa Akui Juan Guaido sebagai Presiden Sementara Venezuela

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Belasan Negara Uni Eropa Akui Juan Guaido sebagai Presiden Sementara Venezuela

Pantau.com - Tindakan terkoordinir yang dilakukan Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, dan tujuh negara Uni Eropa ini terjadi menyusul berakhirnya ultimatum bagi Maduro untuk mengumumkan pemilihan presiden yang baru.

"Mulai hari ini, kami akan berusaha keras membantu seluruh warga Venezuela untuk mencapai kebebasan, kemakmuran, dan harmoni," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez yang juga menyerukan adanya pemilu yang adil dan bantuan kemanusiaan.

Dalam pernyataan tanggapan, pemerintah Venezuela mengatakan menolak dengan keras keputusan yang diambil beberapa negara Eropa, yang mengikuti jejak pemerintah Amerika Serikat yang berusaha menjatuhkan pemerintah yang sah Pesiden Nicolas Maduro. Pemerintah Venezuela juga menyebut tindakan Spanyol itu sebagai tindakan pengecut.

Baca juga: Turki: Negara yang Mengakui Guaido sebagai Presiden Sementara Picu Krisis Venezuela

Namun salah satu negara Eropa besar lainnya, Italia tidak mengikuti jejak tersebut, dengan pemerintahan koalisi belum mencapai kata sepakat apakah mengakui pemerintahan Guaido.

"Menyampaikan ultimatum, sanksi, dan membekukan aset Venezuela. Ini akan membuka jalan bagi intervensi militer," kata salah seorang politisi Italia Alessandro Di Battista, tokoh utama dari partai 5 bintang, seperti dilansir ABC News, Selasa (5/2/2019).

Rusia dan China yang sudah memberikan bantuan dan investasi senilai miliaran dolar ke Venezuela mendukung Maduro sehingga ini memperbesar konflik geopolitik dengan Amerika Serikat.

Baca juga: Maduro Tolak Ultimatum Uni Eropa Soal Pemilihan Ulang Presiden

Juan Guaido yang menjadi Ketua Majelis Nasional menyatakan diri sebagai pemimpin sementara bulan lalu, dalam langkah yang memecah dunia internasional dan membuat banyak warga Venezuela turun ke jalan melakukan unjuk rasa.

Maduro telah menulis surat kepada Paus Fransiskus meminta adanya pembaruan dialog guna mengatasi krisis, hal yang dikukuhkan oleh Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin hari Senin (4 Februari 2019).

Penulis :
Noor Pratiwi