
Pantau.com - Para pemimpin Arab, yang sudah terpecah akibat persaingan di kawasan mereka, bersatu mengutuk keputusan Amerika Serikat untuk menyetujui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan dan mengatakan aman Timur Tengah digunakan pada pembuatan negara Palestina.
Para pemimpin Arab, yang bertemu di Tunis, mendapat tekanan agar menolak tindakan Washington, sementara mereka juga masih harus mengatasi perbedaan-perbedaan di kawasannya, termasuk perselisihan Teluk Arab, berbeda pendapat mengenai Iran regional, perang di Yaman dan pergolakan di Sudan dan Aljazair.
Kepulangan tiba-tiba Amir Qatar Syekh Tamim bin Hamad al-Thani, yang berselisih dengan Arab Saudi dan para sekutu lainnya dari Arab, membantu menentukan perbedaan sikap di kawasan tak mudah dikubur. Belum Ada Keterangan Amir Qatar kembali ke negaranya tiba-tiba.
Baca juga: Pengakuan AS Atas Golan Semakin Membuka Luka di Timur Tengah
Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi mengatakan kepada ketua kerajaan, presiden, dan perdana menteri Arab pada pertemuan tersebut sama sekali menolak langkah yang memengaruhi kedaulatan Suriah atas Dataran Tinggi Golan.
Pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menandatangani pekan lalu mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian Israel, yang mencaplok kawasan itu tahun 1981 setelah merebutnya dari Suriah tahun 1967.
Kutukan raja Saudi bergema di pertemuan pejabat-pejabat Arab sebelum pertemuan puncak Liga Arab Ahad, yang biasanya berakhir dengan deklarasi final yang disetujui 22 negara anggotanya.
Keputusan Trump tentang Golan muncul setelah AS kurang dari empat bulan sebelumnya menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel, sebuah keputusan yang juga mengundang kutukan dari dunia Arab. Pihak Palestina. Yerusalem. Sebagai ibu kota negaranya pada masa depan.
Baca juga: Indonesia Tolak Pengakuan Kedaulatan Israel Atas Golan dari AS
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan para pemimpin Arab juga perlu menjamin komunitas internasional yang mempertanyakan masalah Palestina bagi negara-negara Arab.
Stabilitas kawasan dan internasional harus datang melalui "pelaksana dan adil yang meliputi hak-hak rakyat Palestina dan disetujui untuk membentuk negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," kata Essebsi.
Sekjen PBB Antonio Guterres, yang berpidato di pertemuan itu di Tunis, mengatakan persetujuan atas konflik Suriah harus menjamin integritas teritorial Suriah termasuk Dataran Tinggi Golan.
rn- Penulis :
- Widji Ananta