Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Berstatus Tahanan Hotel Prodeo, Lula da Silva Nekat Daftar Pilpres Brasil

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Berstatus Tahanan Hotel Prodeo, Lula da Silva Nekat Daftar Pilpres Brasil

Pantau.com - Partai Buruh Brasil mendaftarkan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang kini tengah menjalani hukuman penjara selama 12 tahun atas kasus korupsi, sebagai calon presiden, Rabu (15 Agustus 2018) waktu setempat.

Pada saat yang bersamaan, sekitar 10.000 pendukung Lula berunjuk rasa di depan gedung komisi pemilu di Brasilia dengan meneriakkan "Bebaskan Lula" dan "Lula untuk Presiden". Mereka menemani sejumlah anggota senior Partai Buruh untuk mendaftarkan Lula sebelum pendaftaran ditutup.

Para pengunjuk rasa mengenakan topeng bergambar Lula dan menyatakan bahwa sang mantan presiden adalah seorang tahanan politik, bukan terpidana korupsi. Lula dinyatakan terbukti menerima suap dan juga tengah menjalani kasus pengadilan penyalah gunaan wewenang selama menjabat sebagai presiden.

Baca juga: Lira Terjun Bebas, Turki Tetap Keukeuh Tolak Bebaskan Pastor AS Andrew Brunson

Mantan pemimpin serikat buruh itu telah dipenjarakan sejak April lalu, namun namanya masih memimpin dalam sejumlah jajak pendapat. Tetapi status Lula sebagai terpidana suap membuat namanya sulit diloloskan oleh komisi pemilu (TSE) sebagai calon presiden.

Partai Buruh diperkirakan akan menggunakan sejumlah cara untuk menunda keputusan final pendaftaran Lula selama beberapa pekan mendatang.

Selain itu, mereka juga mendaftarkan mantan wali kota Sao Paulo, Fernando Haddad, sebagai wakil Lula. Haddad akan menggantikan Lula jika sang mantan presiden dilarang mengikuti pemilu.

"Orang-orang menduga nama Lula akan tenggelam dalam jajak pendapat, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Dia masih memimpin dan akan diperkirakan akan menang," kata Haddad kepada para wartawan usai mendaftarkan diri.

"Jika rakyat berkehendak untuk memilih Lula, maka mereka berhak melakukannya," kata dia.

Baca juga: Pelaku Teror di Gedung Parlemen Inggris Bernama Salih Khater

Sementara itu kelompok sayap kanan Gerakan Pembebasan Brazil (FBM) langsung meminta TSE untuk menolak pencalonan Lula karena kasusnya telah diputuskan oleh pengadilan tertinggi usai melalui proses banding.

Lula berkuasa di Brasil selama dua periode dari 2003 sampai 2010. Dia meninggalkan jabatannya dengan tingkat popularitas sebesar 87 persen karena berhasil membangun perekonomian dengan program-program sosial yang mengentaskan jutaan warga dari kemiskinan.

Namun popularitas itu turun akibat skandal korupsi partainya yang berujung kehilangan kekuasaan pada 2016. Lula pun dimakzulkan. 

Namun demikian, jajak pendapat menunjukkan bahwa sekitar 30 persen warga Brasil akan memilih Lula. Angka itu dua kali lipat lebih banyak dari pesaing terdekat dari sayap kanan, Jair Bolsonaro.

Penulis :
Widji Ananta