
Pantau.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Bambang Soesatyo bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin (15/7/2019). Usai bertemu, Bamsoet mengatakan pertemuan itu sama sekali tidak membahas dukungan untuk maju di Munas Golkar.
Ia pun membantah mendapat restu dari Presiden untuk menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar.
"Kami hanya bincang-bincang santai saja membicarakan masalah bangsa ke depan, soal kedewanan," kata Bambang Soesatyo.
Baca juga: Ketua DPR Minta Presiden Segera Sampaikan Surat Pertimbangan Amnesti Baiq
Beberapa undang-undang, kata Bamsoet, sempat diskusikan dan perlu percepatan karena masa kerja DPR periode 2014-2019 tinggal beberapa bulan lagi. Hal itu perlu kerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan undang-undang tersebut.
Bamsoet menyebutkan, sejumlah UU yang dibicarakan, antara lain, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan UU Pemasyarakatan.
"Presiden berpesan Golkar harus dijaga, jangan lagi ada partai-partai baru dari Golkar, cukuplah anak-anak yang kemarin sudah lahir, jangan lahir lagi. Jaga kekompakan, perkuat Partai Golkar, rangkul semua kekuatan yang ada," kata Bamsoet.
Selain itu Presiden juga meminta agar Golkar dapat kembali lagi menjadi partai yang menaungi para purnawirawan.
"Golkar harus menjadi rumah besar kembali untuk purnawirawan TNI karena dahulu didirikan oleh TNI/Polri saat Sekretariat Bersama Partai Golkar. Kekuatan-kekuatan itu harus dirangkul kembali, ada organisasi-organisasi Golkar alim ulama, misalnya satkar ulama, MDI, Alhidayah harus dirangkul kembali," ungkap Bamsoet.
Baca juga: Menanti Restu Jokowi untuk Bamsoet Nakhodai Beringin
Bamsoet membantah mendapat restu dari Presiden untuk menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar pada Munas Golkar yang digelar pada bulan Desember 2019.
Dua nama yang digadang-gadang menjadi Ketum Golkar dalam munas tersebut adalah Bamsoet dan Menteri Perindustrian saat Airlangga Hartarto.
"Tadi membicarakan Golkar saja, tidak ada dukung-mendukung, tidak ada restu-merestui, juga tidak ada, hanya kami bicara bagiamana Golkar ke depan harus tetap menjadi partai tengah yang bisa menyatukan semua kekuatan yang ada, dan jangan ada lagi lahir partai-partai baru dari rahim Golkar," tambah Bamsoet.
Bamsoet pun menilai bahwa saat ini kondisi internal Golkar masih dinamis terhadap berbagai kemungkinan.
"Biasa saja, dinamika (partai), justru pesan beliau Partai Golkar harus dijaga betul kekompakannya," ungkap Bamsoet.
- Penulis :
- Adryan N