
Pantau.com - Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie membeberkan alasannya untuk terus mendukung dr Terawan Agus Putranto yang dipecat sementara oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Menurut pria yang akrab disapa Ical itu, ia sampai menggerakkan hashtag #SaveDokterTerawan karena nyawanya pernah diselamatkan oleh dokter asal Yogyakarta itu pada tahun 2012 lalu.
"Saat itu saya sedang makan siang dengan anak saya Anindya Bakrie. Saat akan menyuapkan makan ke mulut, tiba-tiba tangan saya tidak bisa mengarah pas ke mulut. Anin sempat membantu, tapi saat saya mau menyuap sendiri, tidak bisa lagi," kata Aburizal di blog pribadinya yang dikutip Pantau.com, Rabu (4/4/2018).
Baca juga: Dipecat IDI, Dokter Terawan Tak Bisa Praktik Lagi
Ical menuturkan, keadaan dirinya saat itu tiba-tiba memburuk hingga tidak sadarkan diri. Dalam kondisi panik, pihak keluarga kemudian membawanya ke salah satu rumah sakit di Jakarta.
Karena keadaan Ical yang makin mengkhawatirkan saat itu, kemudian Prof dr Djoko Rahardjo, dokter kepresidenan yang juga masih besan adik Ical, menyarankan untuk dipindahkan ke RSPAD Gatot Soebroto.
"Kepada istri, anak, dan adik-adik saya, Prof Djoko meminta izin agar dilakukan tindakan DSA kepada saya. Lalu dilakukanlah terapi yang juga dikenal sebagai “cuci otak” itu," katanya.
Baca juga: Soal Pemecatan Dokter Terawan, Ketua IDI: Ini Bukan Konsumsi Publik
Sekitar 30 menit kemudian, tiba-tiba Ical langsung sadar dan kembali bugar seperti sediakala. Sore harinya pun ia sudah diperbolehkan untuk pulang.
"Bayangkan dari tidak sadar dan kondisi mengkhawatirkan, sampai keluarga saya histeris, tidak lama setelah tindakan saya kembali sadar dan bugar," kata Ical.
Saya masih ingat ketika itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sampai menelepon saya dan mengatakan 'Alhamdulillah Pak Ical sdh sembuh jangan sakit, masih banyak yang bisa diperbuat bagi bangsa dan negara ini'"," ujarnya.
Ical pun mengungkapkan setelah kejadian itu, dia selalu mendatangi dr Terawan jika mengalami gejala stroke. Dalam pengakuannya, dirinya telah empat kali menjalani terapi DSA atau cuci otak tersebut.
"Kalau yang pertama tidak sadar, yang berikutnya saya sadar dan melihat metodenya memang unik. Karena ada lagu, atau nyanyi-nyanyinya, lalu komunikatif dengan pasien dan saya bisa melihat prosesnya. Proses kateter masuk dari paha sampai ke atas, rasa panas (seperti mint) di mulut saya saluran yang buntu disemprot dan lain sebagainya," ujarnya.
Baca juga: IDI Sebut Metode 'Cuci Otak' Dokter Terawan Ibarat Pil Palsu
Bahkan, dirinya turut merekomendasikan metode pengobatan itu ke rekan-rekannya yang mengalami penyakit serupa. Ada satu temannya yang kondisi mulut sudah miring dan tangan tidak bisa bergerak, setelah diterapi sekarang sudah sembuh dan bisa bermain tenis.
Ical pun kemudian berharap IDI meninjau kembali keputusan memecat dr Terawan. IDI memberikan sanksi pemecatan selama 12 bulan per tanggal 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019 dari keanggotaan IDI kepada Terawan dan pencabutan izin praktik akibat terapi pencucian otak yang ia terapkan.
"Kepada IDI saya tidak mau bersuudzon dan menuduh apapun. Saya hanya berharap IDI meninjau lagi keputusannya dan memperbolehkan dr Terawan praktek lagi. Itulah alasan mengapa saya membela dr Terawan dan kemudian diikuti banyak orang," kata Ical.
- Penulis :
- Adryan N