
Pantau.com - Sebuah laporan baru menunjukkan China memimpin Asia dalam sektor pemesanan makanan online yang sedang booming.
Menurut sebuah laporan oleh firma riset periklanan WARC, total volume pemesanan makanan online di Asia telah mencapai sekitar USD53 miliar, dengan China menyumbang hampir 70 persen.
Statistik menunjukkan hampir dua pertiga orang China menggunakan situs web takeout makanan dan aplikasi untuk pengiriman makanan. Ini kontras di Jepang dan Korea Selatan, di mana angkanya masing-masing 36 persen dan 27 persen.
Baca juga: Buat PNS, TNI Hingga Polri, THR Kalian Dihitung Sesuai Upah Juni
Permintaan besar untuk pengiriman makanan di China telah menyebabkan perkembangan cepat toko-toko pemesanan makanan online, termasuk apa yang disebut restoran hantu atau dapur gelap, yang hanya menyediakan bisnis pengiriman.
Dilansir China Daily, dapur gelap dikatakan menjadi lebih menarik dibandingkan dengan biaya investasi tinggi restoran bata-dan-mortir tradisional. Namun, ada kekhawatiran di China terkait masalah kebersihan dan keamanan pangan.
Baca juga: Kenakan Kebaya Bali, Sri Mulyani Curi Perhatian di Dhawafest Pesona
Untuk mengatasi hal ini, otoritas China mengeluarkan peraturan pada Januari 2018, yang mengatakan bahwa restoran dengan bisnis yang tepat diizinkan untuk menawarkan layanan katering dan pemesanan online.
Sebagai hasilnya, konsep "dapur bersama" telah berkembang, dengan berbagai layanan pengiriman menggunakan satu toko dan fasilitasnya untuk menyiapkan makanan.
Ini mendapat perhatian dari para pemain internasional, termasuk mantan CEO Uber Travis Kalanick, yang dilaporkan berencana membawa usaha CloudKitchen yang berbasis di Los Angeles ke China.
- Penulis :
- Nani Suherni