Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Cibir Pidato Jokowi, Fahri Hamzah Bandingkan dengan Gaya Bung Karno

Oleh Adryan N
SHARE   :

Cibir Pidato Jokowi, Fahri Hamzah Bandingkan dengan Gaya Bung Karno

Pantau.com - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mencibir pernyataan Presiden Joko Widodo tentang 'berani jika diajak berantem' kepada relawannya. Fahri pun membandingkan gaya berpidato Jokowi dengan sang proklamator Soekarno.

"Pak Jokowi tidak pernah berpidato pada rakyat Indonesia yang menyatukan rakyat. Belum pernah, Bung Karno dulu semua pidato-pidatonya menyatukan rakyat. Musuh kita di luar. Inggris kita linggis, Amerika kita setrika. Jadi teralihlah perhatian kita pada musuh besar. Kita menyatu, melawan musuh, melawan musuh negara, melawan pengkhianat yang datang merongrong kita dari luar," ucap Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/8/2018).

Baca juga: Soal Arahan 'Berantem', Jokowi: Ditonton yang Komplet Dong!

Fahri menuturkan, isi pidato mantan Wali Kota Solo itu malah memecah belah bangsa. Menurutnya, Jokowi harus bisa memisahkan agama dan politik.

"Ini sekarang begitu, diajak berantem relawan-relawan, ini relawan enggak ada aktenya, enggak ada, ini kumpulan enggak jelas," tuturnya.

"Tiba-tiba kumpulan kaya gini karena bukan parpol kan, kalau parpol ada mandat, ada kejelasan posisi mereka dimana, ada penanggungjawabnya, namanya relawan kan orang rela yang datang berkerumun dengan ketidakjelasan itu mau disuruh berantem, kalau berantem siapa mau tanggungjawab? namanya relawan," lanjutnya.

Untuk itu, ia menyarankan kepada Jokowi untuk mulai sekarang berpidatolah selayaknya negarawan. Tidak memecahbelah, katanya, justru harus mempersatukan bangsa.

"Pak Jokowi harus mulai pidato sebagai negawaran. Yang membuat kita semua terpukau. Kegagalan narasi pemerintahan ini dari awal itulah yang merusak bangsa Indonesia," tandasnya.

Baca juga: Gerindra Sesalkan Pernyataan Jokowi Soal 'Berani Diajak Berantem'

Lebih lanjut, Politisi asal NTB ini berharap jika nanti pada 2019 muncul pemerintahan baru, maka presidennya harus bisa berpidato dengan konteks mempersatukan bangsa seperti pendiri bangsa Indonesia Ir. Soekarno.

"Presiden baru adalah presiden yang punya narasi. Narasi yang menyatukan, membangkitkan semangat kita, narasi yang membuat kita bangun dari keterpurukan, dari perasaan tidak mampu menjadi mampu, dari perasaan menggenggam dunia ini dan melakukan perubahan besar. Itu baru pemimpin seperti Bung Karno," ucapnya.

"Kita bisa dibikin bersatu, sekarang kita punya sudah punya semuanya. Apa yang kita enggak punya sih. Tapi kok diacak-acak berantakan. Gampang ngalahkan Jokowi. Cuma Ada lawannya enggak?," pungkasnya.

Penulis :
Adryan N

Terpopuler