
Pantau.com - Dalam sebuah rilis, Andreas Maurer mengatakan delegasi parlemen Jerman akan mengunjungi Krimea tahun depan. Maurer mencatat bahwa wakil-wakil Bundestag akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi di Semenanjung dan membentuk gambar objektif mengenai situasi disana.
Sebelumnya, politisi telah bertemu dengan anggota Majelis Rusia Olga Timofeeva untuk mendiskusikan hubungan bilateral antara Berlin dan Moskow, seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (28/11/2018).
Krimea bergabung kembali dengan Rusia pada tahun 2014, setelah 97 persen penduduk Semenanjung memilih untuk menjadi bagian Rusia dalam referendum. Meski demikian, penyatuan tersebut tidak diakui oleh Ukraina dan negara Barat, yang kemudian mengenakan sanksi ekonomi dan politik untuk Moskow.
Baca juga: Merasa Terancam Invasi Rusia, Ukraina Berlakukan 30 Hari Darurat Militer
Rusia telah berulang kali menyatakan bahwa referendum tersebut dilakukan sesuai dengan hukum internasional. Meskipun dikenakan sanksi, sejumlah delegasi dari puluhan negara, termasuk Jerman, Prancis, dan Italia, telah mengunjungi Krimea.
Delegasi politik dan bisnis telah membuat Jerman berkunjung berulang kali, salah satunya pada bulan Febuari oleh anggota parlemen dari partai sayap kanan alternatif untuk Jerman (AfD). Pada bulan Agustus juga Jerman telah berkunjung ke Semenanjung untuk melihat potensi investasi di wilayah tersebut.
Saat ini, wilayah Krimea memanas akibat ketegangan usai penahanan dan penembakan kapal dan tentara Angkatan Laut Ukraina di tahan oleh pihak Rusia. Rusia mengklaim pihaknya terpaksa harus menembak kapal Ukraina karena menolak untuk berhenti. Akibat ketegangan ini Ukraina memberlakukan 30 hari darurat militer.
Baca juga: Dianggap Langgar Perbatasan, Rusia Tembak dan Tahan 3 Kapal AL Ukraina
- Penulis :
- Noor Pratiwi