Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Didesak Mundur Parlemen AS dan Korban Lion Air JT610, Ini Kata Bos Boeing

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Didesak Mundur Parlemen AS dan Korban Lion Air JT610, Ini Kata Bos Boeing

Pantau.com - Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg menolak seruan berulang kali untuk mundur dari anggota parlemen AS dan seroang ibu dari korban meninggal dalam salah satu kecelakaan Boeing 737 MAX, yang menewaskan 346 orang.

Ketika ditanya apakah dirinya menawarkan untuk mundur atau berencana mengajukan surat pengunduran diri, Muilenburg menjawab: "Tidak."

Muilenburg menghadapi pertanyaan agresif selama berjam-jam terkait pengetahuannya soal peristiwa, yang menyebabkan Boeing 737 MAX jatuh di Indonesia dan Etihopia, yang berujung pada larangan penerbangan di seluruh dunia.

Baca juga: Boeing 737 Kasus (Lagi), Ditemukan Retakan pada Pesawat Qantas Air

Ia mengaku bahwa Boeing akan mengandangkan pesawat tersebut setelah kecelakaan pertama pesawat milik maskapai Lion Air tak lama setelah lepas landas dari Jakarta.

"Kecelakaan ini terjadi dalam pengawasan saya. Saya merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan ini," kata Muilenburg, yang gelar ketua dewan miliknya dicopot awal Oktober ini.

Itu tidak memuaskan kritikan. "Anda benar benar tidak menyadari bahwa anda memiliki pesawat yang rusak, yang memperlihatkan ketidakmampuan dan atau kelalaian yang begitu parah. Atau, anda memang sudah tahu bahwa pesawat anda rusak, tetapi masih berupaya melemparkannya ke pasar, dalam kasus ini hanya korupsi yang jelas," kata Jesus Garcia, Perwakilan dari Illinois.

Baca juga: Boeing Gulingkan Eksekutif Senior saat 737 MAX Mulai Tumbuh

"Anda kapten pesawat ini. Budaya kelalaian, ketidakmampuan atau korupsi berawal dari atasan dan itu dimulai dari anda," kata Garcia, menambahkan: "Saya rasa sudah waktunya anda mengajukan surat pengunduran diri, iya kan?"

Perwakilan Paul Mitchell, mantan CEO perusahaan kecil, mengatakan kepada Muilenburg bahwa ia akan mundur dari jabatannya mengingat kondisi ini "karena Saya bertanggung jawab."


Penulis :
Widji Ananta