
Pantau.com - Gelombang panas di seluruh Eropa membuat sebuah pesawat baling-baling terpapar jatuh setelah menabrak sisi gunung Swiss. 20 orang tewas, 17 turis dan 3 awak pesawat.
Mengutip USA Today, Senin (6/8/2018), pesawat itu langsung turun menabrak hampir secara vertikal ke sisi barat gunung Piz Segnas pada ketinggian 8.300 kaki. Saat jatuh, kecepatan pesawat diyakini sangat tinggi.
"Suhu tinggi dapat mempengaruhi kinerja pesawat terbang," kata Daniel Knecht dari lembaga investigasi keselamatan Swiss dalam konferensi pers yang diadakan Ahad dekat lokasi kecelakaan di resor Alpine, Flims, Swiss.
Baca juga: Menjadi Target Serangan Ledakan Drone, Presiden Venezuela Berhasil Selamat
Polisi mengatakan, penumpang yang tewas berusia di antara 42 hingga 84 tahun. Dua puluh orang dikonfirmasi tewas seketika setelah Pesawat antik Perang Dunia II jatuh ke gunung Swiss.
Pihak berwenang mengatakan tidak ada panggilan darurat dibuat pada saat-saat sebelum terjun.
Kurt Waldmeier, co-founder dari Ju-Air, perusahaan yang mengoperasikan penerbangan, mengatakan pilotnya sangat berpengalaman. 62 tahun telah terbang lebih dari 30 tahun untuk maskapai penerbangan Swiss dan Swissair dan Angkatan Udara Swiss. Kopilot, 63, telah terbang lebih dari 30 tahun sebagai pilot garis dan militer, kata Waldmeier pada konferensi pers.
Baca juga: Bentuk Komitmen Indo-Pasifik, AS Gelontorkan Dana Rp4,3 T
Untuk diketahui, Eropa tengah dilanda panas terik yang mencekam. Gelombang panas dari Lisbon, Portugal disebutkan lebih panas dari kebakaran hutan di California.
Di Swiss itu sangat panas sehingga tentara mengijinkan tentara memakai celana pendek dan T-shirt sebagai ganti seragam dan polisi di Zurich mendesak pemilik anjing untuk melengkapi anjing mereka dengan sepatu untuk melindungi kaki mereka dari trotoar yang berbahaya panas.
Layanan JU-Air yang berbasis di Swiss menawarkan penerbangan tamasya dan petualangan di tiga pesawat Junkers Ju-52 abad pertengahan, yang dinonaktifkan oleh Angkatan Udara Swiss.
- Penulis :
- Widji Ananta






