
Pantau.com - Terduga teroris jaringan Lampung dan Sibolga, berinisial Y alias Khodijah tewas lantaran bunuh diri dengan menenggak cairan zat kimia di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta. Kepastian penyebab kematian Khodijah setelah dilakukan pemeriksan di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, ditemukan zat kimia pada organ pencernaannya.
Dokter Forensik Mabes Polri, Dr Asri mengatakan dalam saluran pencernaan ditemukan zat kimia yang menyebabkan robeknya saluran pencernaan dan terjadi pendarahan. Selain itu, cairan zat kimia yang ditenggak Khodijah diketahui mengandung asam Klorida.
"Kami temukan bahwa organ-orang dalam dari jenazah itu mengalami keadaan yang korosif akibat terkena bahan kimia keras. Karena adanya di saluran pencernaan sehingga bahan kimia itu melalui saluran cerna," ucap Asri di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Baca juga: Teroris Wanita Jaringan Sibolga Bunuh Diri di Rutan Polda Metro Jaya
Dalam pemeriksaan, lanjut Asti, di tubuh jenazah Y tepatnya pada organ lambung, tim dokter menemukan luka robek. Bahkan, pada bekas luka itu terdapat darah berwana hitam yang diakibatkan cairan kimia yang ditenggaknya.
"Cairan lambung itu sudah kita periksakan ke Labfor Polri dengan hasil cairan lambung mengandung asam klorida dengan kadar 8,5 persen dan itu masuk ke dalam," kata Asri.
Sehingga dengan ditemukan bekas luka ada cairan kimia pada organ pencernaan Khodijah, dapat dipastikan teroris wanita itu menenggak cairan asam Klorida.
"Positif ditemukan asam klorida atau HCL dengan kadar 8,5 persen. Ini yang menyebabkan keadaan jenazah mengalami pendarahan hebat sehingga korban meninggal dunia," tandas Asri.
Baca juga: Polisi Sebut Ada 3 Wanita di Jaringan Teroris Sibolga Abu Hamzah
Diberitakan sebelumnya, polisi menyebut terduga teroris berinisial Y alias Khodijah (35) asal Klaten, Jawa Tengah yang baru ditangkap Tim Densus 88 pada Kamis, 14 Maret 2019, tewas karena diduga bunuh diri. Khodijah meregang nyawa pada Senin, 18 Maret 2019 dengan mengonsumsi bahan kimia keras.
"Saudara Y alias Khodijah sempat dirawat di RS Bhayangkara selama beberapa jam, dokter sudah berupaya, namun Allah berkehendak lain," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta.
- Penulis :
- Adryan N