
Pantau.com - Menhan AS Mark Esper berjanji akan merespon ketegangan yang terjadi di Selat Hormuz yang dikuasi oleh Iran, beberapa jam setelah ia dilantik di Gedung Putih.
Ia menegaskan akan memberikan tindakan tegas terhadap siapa saja yang mengganggu kebebasan navigasi di selat panas itu. Baik dari pengamanan kapal perang maupun udara.
“Kami akan mengawal kapal-kapal kami sampai tingkat risiko yang dituntut. Dan saya berasumsi bahwa negara-negara lain akan mengawal kapal-kapal mereka," katanya, yang dikutip dari Sputnik, Kamis (25/7/2019).
Baca juga: Resmi Dilantik, Menteri Pertahanan AS Itu Bernama Mark Esper
Meskipun dia mengakui bahwa kapal perang dan jet tempur tidak diperbolehkan membuntuti kapal komersil, namuan ia menegaskan akan ikut campur tangan jika kondisi sudah genting dan dianggap perlu.
“Saya menggunakan pengawal secara luas, benar. Tapi tidak berarti mereka (kapal perang dan jet tempur) mengikuti tepat di belakang. Tetapi selama Anda berada di area yang Anda dapat bereaksi cukup cepat untuk mencegah provokasi, itulah kuncinya," kata Esper.
Dia juga mendukung rencana beberapa negara Eropa untuk meluncurkan misi maritim bersama di Selat Hormuz untuk meningkatkan keamanan navigasi komersial di sana. “Saya pikir itu semua membantu. Semuanya mengirim pesan yang sama yang kami coba kirim. Itu adalah kebebasan navigasi dan tidak ada tindakan provokatif di selat itu," paparnya.
Baca juga: Iran Bersumpah Amankan Selat Hormuz di Depan Eropa
Seperti diketahui, INggris telah mengajukan peran bersama Uni Eropa, pasca kapal tankernya disita oleh Iran.
Ketegangan seputar kebebasan navigasi meningkat Jumat lalu ketika Korps Pengawal Revolusi Islam Iran menangkap kapal tanker minyak Inggris Stena Impero. Perancis bersama Jerman dan beberapa negara lain mengutuk penyitaan kapal tanker itu.
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani memperjelas bahwa penyitaan kapal tanker itu sebagai balasan atas penahanan supertanker minyak Iran Grace 1 di Selat Gibraltar oleh militer Inggris pada awal bulan atas tuduhan melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah.
- Penulis :
- Widji Ananta