
Pantau.com - Eks Kapolsek Pasirwangi Garut AKP Sulman Aziz tiba-tiba menarik ucapannya terkait klaim telah diperintahkan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai janggal penarikan pernyataan Sulman. Fahri mengaku curiga dengan sikap Sulman yang secara tiba-tiba menarik pengakuannya.
"Sudahlah ini kita harus transparan, enggak ada orang ujug-ujug bikin pengakuan cabut pengakuan. Bahkan harusnya polisi kalau benar pengakuannya menyerang pihak pemerintah periksa jangan-jangan ada yang nyuruh, nanti tiba-tiba yang begini damai. Hilang," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/4/2019).
Baca juga: Kata BPN Soal Eks Kapolsek di Garut yang Diperintahkan Dukung Jokowi
Menurut Fahri pengakuan seperti apa yang dilakukan Sulman pada akhirnya akan berujung dengan ketidakjelasan. Ia menilai kasus Sulman akan hilang begitu saja tanpa ada proses hukum lebih lanjut.
"Sebab kalau ada orang kayak gitu harusnya dihukum. Kalau memang dia buat kerusuhan. Tapi ini kan karena dicabut. Ini sama dengan yang saya temui napi, tersangka, calon tersangka, semua diajak damai. Memang bangsa kita cinta damai," ungkapnya.
Lebih lanjut, pentolan Ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) ini pun meminta kepada Polri maupun pihak paslon 01 untuk memberikan penjelasan segera. Sebab jika tidak, kata Fahri, akan menimbulkan prasangka buruk di masyarakat.
"Harus ada penjelasan. Ini yang kita khawatirkan kalau enggak bisa dijelaskan nanti orang akan curiga memang benar ada desain curang, Itu yang Pak Prabowo bilang saya mendengar 'Saya menang tapi yang dilantik orang lain'. Dilanjutkan Pak Amien kalau curang saya enggak akan ke MK, saya akan 'People Power', ini kan harus dijawab. Jelasin dong kan tuduhannya ada yang polisi itu harus dijelasin, jangan perdamaian-perdamaian terus," tandasnya.
Sebelumnya, eks Kapolsek Pasirwangi Garut AKP Sulman Aziz melaporkan dugaan pelanggaran yang ada di kesatuannya ke lembaga bantuan hukum Lokataru. Sulman mengaku pernah mendapatkan perintah dari atasannya untuk memenangkan pasangan calon 01 Jokowi dan Ma'ruf Amin di Pilpres. Dia membahas mengenai mutasi dirinya dari pos orang nomor satu di Polsek Pasirwangi.
"Saya merasa telah dizolimi, telah disakiti, termasuk keluarga saya, istri saya, anak saya. Saya telah dimutasikan dari posisi saya ke Polda Jawa Barat. Dikarenakan saya berfoto dengan tokoh agama, tokoh NU Kecamatan Pasirwangi. Yang kebetulan beliau itu ketua deklarasi Prabowo-Sandi," kata Sulman di Kantor Lokataru, Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu, 31 Maret 2019.
Baca juga: BPN Desak (Lagi) KPU Segera Sempurnakan DPT yang Masih Bermasalah
Namun belakangan, Sulman langsung mencabut pernyataannya di Polda Jabar, Senin (1/4/2019). Ia mengakui kesalahannya mengklaim diperintahkan Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Saya sudah melakukan suatu kesalahan saya, saya menyatakan bahwa Polri itu tidak netral di dalam Pilpres 2019 ini," kata Sulman kepada awak media di Polda Jabar, Bandung, Senin (1/4/2019).
Ia menuturkan saat itu tengah tersulut emosi lantaran dimutasi menjadi Kanit Seksi Pelanggaran Gakkum Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat. Sulman menduga mutasi itu karena fotonya dengan seorang tokoh agama yang kebetulan panitia deklarasi paslon 02 Prabowo-Sandi.
- Penulis :
- Adryan N