Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Genjot Produksi Padi saat Kemarau, Kementan Gelontorkan Bantuan ke Morowali

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Genjot Produksi Padi saat Kemarau, Kementan Gelontorkan Bantuan ke Morowali

Pantau.com - Tingkatkan produksi padi di musim kemarau dan kesejahteraan petani, Kementerian Pertanian melakukan gerakan mekanisasi panen dan olah tanah serta pertanian organik di Desa Solonsa Jaya, Kecamatan Witaponda, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan, gerakan panen padi organik dan olah tanah serta tanam dengan mekanisasi ini dipastikan meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan petani serta menumbuhkan inovasi baru seperti pestisida organik, pupuk organi dan pengendalian gulma organik di tingkat petani. Ia juga mendorong alat buatan petani Morowali segera dipatenkan.

"Saya juga apresiasi alat penyiangan, inovasi petani. Kami dorong untuk cepat dipatenkan. Kami bantu secara gratis dan royalti kami berikan langsung kepada petani," uja Amran.

Amran juga menjelaskan, pihaknya sering berkunjung ke Morowali karena ada problem pengendalian hama tikus. Sementara untuk jumlah yang sudah digelontorkan di Morowali pun tak sedikit yakni mencapai Rp8 triliun.

"Kalau jumlah bantuan pertanian dan desa untuk Sulawesi Tengah selama 5 tahun mencapai Rp8 triliun. Jadi itu namanya jauh di mata dekat di hati. Dan hari ini kami datang membawa bantuan alsintan senilai Rp4 miliar," tegas Amran.

Baca juga: Saat Mentan Hanya Tersenyum Ketika Disebutkan Kembali Masuk Kabinet Jokowi

Lebih lanjut Amran mengungkapkan di penghujung pemerintahan Jokowi-JK khususnya sektor pertanian, berhasil mencetak prestasi besar. Menurut data BPS, rata-rata kenaikan ekspor pertanian per tahun sebesar 2,4 juta ton dan tercatat sejak pemerintahan Jokowi-JK, ekspor naik 9 juta ton pertama dalam sejarah. 

"Kemudian peningkatan PDB sektor pertanian nomor 5 di dunia saat ini. Nilai PDB Pertanian. Dari target PDB pertanian mampu tumbuh 3,7 persen dari target 3,5 persen. Kementan juga mendapat predikat WTP dari BPK selama 3 tahun berturut-turut dan penghargaan anti gratifikasi terbaik dari KPK 2 tahun berturut-turut," ungkapnya.

"Begitu kalau orang kampung masuk kota, langsung hasilkan gebrakan dan sejarah besar. Jarang bicara tapi hasil kerjanya luar biasa," tambah Amran.

Baca juga: Ini Penilaian Dosen IPB Soal Kinerja Menteri Amran Setelah 5 Tahun Menjabat

Kemudian di 1984 Indonesia pertama kalinya meraih swasembada beras dengan jumlah penduduk 162 juta, namun terdapat impor sekitar 414 ribu ton. Definisi swasembda oleh FAO pada waktu itu disebut swasembada bila mampu mencukupi sendiri dan impor maksimum 10 persen. 

"Nah pada 2019 dengan jumlah penduduk 267 juta jiwa cukup banyak dan membutuhkan pasokan 2,5 juta ton beras per bulan atau 29,5 juta ton pertahun, tercukupi dari produksi petani sendiri dan kini stok beras di Bulog ada 2,5 juta ton. Artinya saat ini pun Indonesia berhasil meraih swasembada beras," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni