
Pantau.com - Sri Lanka menggunakan investasi Cina senilai $1,4 miliar untuk mulai membangun metropolis baru. Proyek ini dijadwalkan selesai pada 2041, diperkiran akan menghabiskan biaya sekitar $15 miliar.
Di lahan seluas 665 hektare, pembangunan Port City setara dengan London pusat, tetapi desainnya mirip dengan kota-kota seperti Hong Kong, Singapura, dan Dubai.
Satu dekade yang lalu, gagasan tentang kota Sri Lanka yang menyaingi pusat keuangan terkemuka di dunia tampaknya tidak masuk akal. Dari tahun 1983 hingga 2009, negara dilanda perang saudara yang brutal antara militer dan kelompok pemberontak yang disebut Macan Tamil. Pada akhir konflik, ratusan ribu warga sipil telah terbunuh dan kota telah menghabiskan lebih dari $ 200 miliar untuk biaya perang.
Baca juga: Annual Meeting IMF- WB di Bali Diprediksi Jadi yang Terbesar Sejak 1946
Kurang dari 10 tahun kemudian, negara telah menyusun rencana untuk membawa pekerjaan dan peluang ekonomi ke ibu kotanya, Kolombo. Kota terpadat di Sri Lanka, Kolombo memiliki sekitar 750.000 penduduk di pusat kota.
Melalui pengembangan metropolis baru di dalam ibu kota, para pejabat memperkirakan bahwa Kolombo akhirnya bisa melipatgandakan ukurannya.
Meskipun konsep Port City sudah sejak tahun 2004, namun rencananya ditunda oleh perang. Sri Lanka melanjutkan dengan melihat masuknya investasi Cina, yang negara itu lakukan untuk perbaikan infrastruktur besar. Kemitraan ini mengalami kesulitan ketika Sri Lanka mengalami kesulitan membayar utangnya, namun, sementara China dituduh menggunakan investasinya untuk menggunakan pengaruh politik.
Baca juga: Pengusaha Transportasi Online Dituding Monopolistik, Ini Alasannya
Pada tahun 2014, Perdana Menteri Ranil Wickramasinghe menghentikan proyek Port City, mengutip kekhawatiran tentang kerusakan pada garis pantai. Hal ini membuat marah investor proyek, China Communications Construction Company, yang mengklaim kehilangan $380.000 per hari sementara perkembangannya dalam keadaan limbo.
Pada 2016, rencana itu kembali bergerak dengan satu set perlindungan lingkungan baru. Dikutip business insider, pengembang situs, China Harbour Engineering Company menilai proyek ini masih dalam jalur untuk menyelesaikan upaya reklamasi dan tahap pertama infrastruktur pada tahun 2020. Port City direncanakan akan selesai pada 2041, pada saat mana biayanya dapat mencapai $ 15 miliar.
Pengembangan ini tentunya juga melakukan proses reklamasi atau mengurukan laut dikawasan sekitar, berikut berapa pengembangan tersebut;
Pengembang menggunakan kapal keruk untuk mengumpulkan pasir dari dasar lautan (Foto: CHEC Port City Colombo (Pvt) Ltd)
Pengembang menggunakan kapal keruk untuk mengumpulkan pasir dari dasar lautan (Foto: CHEC Port City Colombo (Pvt) Ltd)
- Penulis :
- Nani Suherni