Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Impor 2018 Meroket, Faisal Basri: Pak Enggar Ciptakan Jalan Tol

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Impor 2018 Meroket, Faisal Basri: Pak Enggar Ciptakan Jalan Tol

Pantau.com - Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) menyentil angka impor yang meningkat hingga 20 persen. Pasalnya jumlah tersebut cukup jauh dibandingkan peningkatan ekspor sebesar 7 persen. 

Ekonom senior INDEF Faisal Basri mengatakan hal inilah yang menjadi penyebab defisit akun berjalan (current account deficit/CAD) sebesar 2,98 persen atau hampir menyentuh 3 persen. 

"Ingat 2018 itu ekspornya naik, enggak ada masalah. Kalau tahun ini kan semua negara minus, kalau tahun lalu kan ekspor kita positif. Nah jadi apa yang menyebabkan CAD itu? Impor naiknya 20 persen ekspor naik 7 persen," ujarnya saat ditemui dalam sebuah diskusi di Hotel Millenium, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).

Baca juga: Miris, Pengusaha Ayam Jual Mobil hingga Ruko karena Harga Anjlok

"Kita lihat, CAD defisit. Defisit ekspor impor barang dan jasa. 2017 USD16 miliar, meningkat jadi USD31 miliar. Barangnya nih dari surplus USD19 miliar jadi defisit USD400 juta, jadi dropnya luar biasa," imbuhnya.

Faisal juga menyentil pihak-pihak yang dinilai menjadi biang keladi peningkatan impor ini. Ia bahkan menyebutkan, ada pihak-pihak yang sengaja menciptakan jalan tol untuk memuluskan impor. 

"Ini yang selalu saya katakan, siapa sih biang keladi peningkatan impor? Ya Pak Enggar yang menciptakan jalan tol mempermudah impor. Semua meningkat naik, meningkat luar biasa, sudah saya katakan kok tapi enggak dipecat-pecat sama Pak Jokowi," katanya.

Padahal kata dia, tidak ada peristiwa tertentu yang mendesak Indonesia harus melakukan kegiatan impor yang angkanya dinilai cukup tinggi. 

"Penyebabnya tuh impor yang besar, ekspor masih naik sampai tahun depan, masih besar, tapi masih mengapa impor naik 20 persen, kan enggak ada peristiwa istimewa yang menegangkan impor naik luar biasa," paparnya.

Baca juga: Babak Belur Peternak Ayam Keluhkan Adanya Peraturan yang Mandul

Menurutnya, ada beberapa kebijakan yang justru membuat impor kian mulus. 

"Yang naik itu apa? Baja dari 7 menjadi USD10 miliar,  kemudian kita menjadi pengimpor gula terbesar di dunia, kemudiaan garam 3,7 juta dia hasratnya 3,7 juta lisence sudah diberikan, tapi cuma 2,4/2,7 juta, ban meningkat luar biasa karena tidak perlu lagi impor rekomendasi Menperin baja tidak perlu rekomendasi Menperin diciptanya 'jalan tol-jalan tol'," terangnya.

"Kalau memang tujuan kita menekan CAD yang pertama bukan impor, tapi yang bikin jalan tol impor ini, ya dipecat biang keladinya itu. Jadi mari kita ke akar masalah nya," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni