Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ini Alasan Selandia Baru Larang Sumbangan dan Iklan Politik

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Ini Alasan Selandia Baru Larang Sumbangan dan Iklan Politik

Pantau.com - Selandia Baru bakal melarang sumbangan politik luar negeri dalam jumlah besar dan iklan media sosial yang menyesatkan di tengah kekhawatiran tentang campur tangan pihak luar dalam pemilihan umum tahun depan pada Selasa (3/12/2019).

Aturan ini bakal melarang sumbangan lebih dari 50 dolar Selandia Baru. Menteri Kehakiman Andrew Little mengatakan langkah ini ditunjukkan untuk melindungi demokrasi Selandia Baru dari ancaman internasional yang terus meningkat.

"Kita perlu melindungi integritas pemilu kita. Perubahan ini akan mengurangi risiko uang asing yang dapat memengaruhi hasil pemilu kita," ujarnya, dikutip Al Jazeera. "Kami tidak ingin pemilihan kami mengikuti contoh pemilu luar negeri baru-baru ini, di mana campur tangan asing tampaknya berperan".

Baca juga: Seorang Ekstremis Selandia Baru Rencanakan Pembunuhan PM Jacinda Ardern

Di bawah undang-undang yang ada, sumbangan politik asing di Selandia Baru dibatasi pada 1.500 dolar Selandia Baru, meskipun beberapa mengatakan secara efektif meningkatkan ambang batas menjadi 30.000 dolar Selandia Baru.

"Tak perlu bagi siapa pun selain Selandia Baru untuk menyumbang ke partai politik kami atau berusaha untuk mempengaruhi pemilihan kami," kata Little.

Aturan ini juga melarang iklan politik online yang memuat tentang orang yang berada di balik mereka, yang Little katakan bertujuan untuk menghentikan berita palsu yang terlihat selama pemilihan di luar negeri. "Iklan daring anonim yang bertujuan mengganggi demokrasi kita akan dilarang. Jika seseorang ingin beriklan online, mereka perlu mengatakan siapa mereka, sama seperti jika iklan tersebut diterbitkan di surat kabar".

Little tidak mengatakan negara mana yang mendorong larangan tersebut, tetapi para ahli secara konsisten mengarahkan pernyataan itu kepada China. "Adalah kepentingan China untuk memperluas pengaruh di Selandia Baru, tak ada yang salah dengan itu. Itulah yang dilakukan oleh kekuatan besar," kata Rodney Jones, seorang ekonom Selandia Baru yang berbasis di Beijing mengatakan kepada Newshub. 

"Semua tergantung kepada kita. Kita harus menerapkan batasan sejauh mana sebelum ini".

Baca juga: 8 Situs yang Tayangkan Pembunuhan Massal Christchurch Diblokir Australia

Kepala mata-mata Selandia Baru menyuarakan keprihatinan tentang sumbangan politik asing selama penampilan publik yang jarang dibahas di sidang komite parlemen pada bulan April.

"Secara umum, saya dapat mengatakan bahwa kami telah melihat kegiatan oleh aktor negara yang menjadi perhatian kami," kata direktur jenderal Badan Intelijen Keamanan Selandia Baru Rebecca Kitteridge.

Sementara itu, intelijen Amerika Serikat mengatakan campur tangan asing memainkan peran utama dalam pemelihan presiden Amerika pada 2016, dan laporan intelijen Kanada tahun ini juga menemukan serangan cyber yang menargetkan setengah dari pemilihan nasional yang diadakan di negara-negara demokrasi besar pada 2018.

Penulis :
Kontributor NPW