
Pantau.com - Seperti sobat Pantau tahu, sekarang Indonesia sedang menggenjot penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini adalah salah satu alternatif pengganti energi Indonesia yang sebelumnya lebih bergantung pada energi fosil.
Data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pemanfaatan EBT hampir mencapai angka 13 persen dalam bauran energi nasional. Angka tersebut terus tumbuh dengan adanya kebijakan-kebijakan yang memudahkan investasi dan akses EBT untuk lebih dekat dengan masyarakat.
Lalu apa saja langkah strategis yang dilakukan ESDM;
Baca juga: Lahan Bekas Tambang Timah Ini Disulap Jadi Taman Rekreasi dan PLTS
1. Kemudahan akses masyarakat memperoleh energi.
Hal tersebut sejalan dengan Suistainable Development Goals (SDG) 7 yaitu memastikan akses ke energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern.
Komitmen Indonesia untuk terus memperhatikan aksesibilitas dan keterjangkauan energi tersebut dibuktikan dengan capaian rasio elektrifikasi Indonesia yang telah mencapai angka 98,81 persen dan ditargetkan menjadi 99 persen pada akhir 2019.
2. Peningkatan porsi energi terbarukan dari waktu ke waktu.
Baca juga: 213,6 MW PLT Bioenergi Sudah On Grid dengan Jaringan PLN
Ditargetkan bauran energi primer nasional untuk EBT adalah 23 persen pada tahun 2025 nanti. Langkah strategis dalam pengembangan dan pemanfaatan EBT memperhitungkan potensi yang ada di setiap daerah di Indonesia.
3. Keterjangkauan harga energi.
Meneruskan poin pertama, selain memudahkan akses energi untuk masyarakat, keterjangkauannya pun juga harus diperhitungkan.
Seperti yang diterapkan oleh Pemerintah melalui #KESDM dengan program #BBMSatuHarga yang hadir di seluruh pelosok Indonesia terutama untuk daerah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) di Indonesia. Dengan adanya program tersebut, masyarakat kini bisa menikmati bahan bakar dengan harga yang sama dengan daerah lainnya.
- Penulis :
- Nani Suherni