
Pantau.com - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak anggapan bahwa negaranya bertanggung jawab atas meningkatnya ancaman terhadap konsulat Amerika Serikat di kota Basra, Irak pada Minggu (30 September 2018).
"Tentu saja kami punya pengaruh di Irak, namun bukan berarti kami mengendalikan orang-orang di Irak, seperti Amerika Serikat yang tidak mengendalikan orang-orang di negara yang memiliki hubungan baik dengannya," kata Zarif dalam acara Fared Zakaria GPS di CNN.
Baca juga: Hubungan Semakin Mesra, Duo Korea Sapu Bersih Ranjau Darat di Perbatasan
Zarif menambahkan bahwa peringatan yang baru terjadi terhadap pemerintah Iran oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton adalah langkah yang tidak tepat.
"Bapak Pompeo dan Bapak Bolton, dibandingkan dengan membuat ancaman yang tidak ada kaitannya dan tidak memberikan hasil yang positif, lebih baik memperhatikan kebijakan yang mereka punya," kata Zarif.
Amerika Serikat mengumumkan pada Jumat (29 September 2018) akan menututup konsulatnya setelah meningkatnya ancaman dari Iran dan kelompok militan dukungan Iran, salah satunya melalui tembakan roket.
Baca Juga: Tiga Bocah Tewas Setelah Picu Ledakan Ranjau Darat Bekas Perang Ukraina
Pompeo menambahkan bahwa Amerika Serikat akan menganggap Iran bertanggung jawab secara langsung atas serangan apapun terhadap warga dan sarana diplomatik milik AS.
"Sudah saya jelaskan, Iran harus mengerti bahwa Amerika Serikat akan secara cepat dan tepat dalam mengambil tindakan atas serangan yang telah dilakukan," kata Pompeo dalam pernyataan.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan pada Sabtu bahwa penutupan konsulat itu merupakan langkah yang tidak bisa dibenarkan dan tidak perlu dilakukan.
Dalam laman Kementerian Luar Negeri Iran, Qasemi mengatakan bahwa Iran mengecam apapun serangan terhadap diplomat ataupun kantor diplomatik.
- Penulis :
- Noor Pratiwi