Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Jangan Anggap Remeh, Ini 3 Faktor Pemicu Rabies di Beberapa Daerah

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Jangan Anggap Remeh, Ini 3 Faktor Pemicu Rabies di Beberapa Daerah

Pantau.com - Sobat Pantau sudah tahukan kalau rabies itu berbahaya? oleh sebab itu, penyakit yang satu ini mendapat perhatian dari banyak pihak. Salah satunya, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH).

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, pencegahan serta pengendalian rabies menjadi masalah bersama yang memerlukan pendekatan multisektoral untuk penanganannya, karena rabies merupakan salah satu zoonosis utama dan selalu menjadi masalah kesehatan baik kesehatan hewan maupun masyarakat.

Menurut Ketut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kasus rabies pada hewan dan manusia di suatu daerah. 

Baca juga: Waspada! Rabies Menghantui Selama Karhutla Semakin Tinggi

Yakni pertama kesadaran masyarakat dalam memelihara hewan yang baik dan benar untuk vaksinasi rutin, kedua pengetahuan masyarakat tentang bahaya rabies, ketiga kesadaran dan kemauan masyarakat untuk melaporkan kasus gigitan hewan penular rabies ke fasilitas kesehatan. Keempat, kesadaran masyarakat untuk segera untuk mendapat pengobatan sesuai SOP setelah digigit hewan penular rabies , dan kelima perpindahan penduduk dan lalu lintas penduduk dengan membawa hewan peliharaan dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Untuk dapat mencegah, mengendalikan maupun memberantas rabies pada hewan, maka kebijakan dan strategi nasional yang dilaksanakan melalui pelaksanaan gerakan vaksinasi massal pada Hewan Penular Rabies (HPR) secara berkelanjutan, tindakan untuk mengendalikan populasi anjing, pengaturan atau pengawasan perdagangan dan lalu lintas anjing serta strategi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat.

"Melalui sosialisasi dan edukasi diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang rabies dan pentingnya kemitraan dengan melibatkan komunitas, masyarakat sipil, pemerintah dan sektor non pemerintah serta mitra international," jelasnya, melalui keterangan tertulisnya.

Baca juga: Pantau Grafis: Pemprov DKI Batal Razia Anjing dan Kucing, Yuk Kenali Fakta Seputar Rabies

Menurut data, di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, sekitar 98 kasus Rabies pada manusia terkait dengan gigitan anjing sehingga jika tidak ditangani dengan segera, virus rabies menginfeksi sistem saraf pusat, yang menyebabkan penyakit pada otak dan mematikan pada manusia. Namun Ia menegaskan bahwa masalah Rabies pada manusia dapat ditekan sampai nol, bila Rabies pada HPR dapat dicegah dan dikendalikan.

"Seperti halnya penanggulangan semua zoonosis (penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya), penanggulangan Rabies sangat ditentukan oleh keberhasilan penerapan konsep One Health, yaitu penanggulangan masalah zoonosis secara multi sector,"  ungkap Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Lanjut Anung menambahkan fokus pemerintah perlu ditujukan pada vaksinasi anjing, khususnya anjing liar. Selain tentu saja, terus berkampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rabies. Masyarakat perlu bertanggung jawab dengan anjing mereka untuk mencegah terjadinya gigitan pada manusia dan mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi gigitan.

Kesadaran publik dan edukasi menjadi elemen penting untuk menyukseskan program pengendalian penyakit rabies," tuturnya.


rn
Penulis :
Nani Suherni