Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

'Jokowi dan Prabowo Kurang Percaya Diri Bertarung'

Oleh Dera Endah Nirani
SHARE   :

'Jokowi dan Prabowo Kurang Percaya Diri Bertarung'

Pantau.com - Hingga hari ke empat pendaftaran capres dan cawapres untuk Pilpres 2019 belum ada satu pun pasangan calon yang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Para pasangan calon diprediksi akan mendaftar pada akhir pendaftaran yakni tanggal 10 Agustus 2018.

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Centre Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, para pasangan calon mendaftar di waktu terakhir itu merupakan strategi.

Baca juga: Wantimpres: Cawapres Ideal Itu Harus Ahli Agama dan Ekonomi

Ia menyebut, strategi yang dipakai yakni strategi saling intip karena kedua pasangan terkuat saat ini yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto belum percaya diri.

"Strategi saling intip, saling main mata, saling wait and see, karena Jokowi dan Prabowo kurang percaya diri bertarung. Kalau berani ngapaian harus saling menggantung, seperti di Amerika Serikat dan Amerika Latin, capres dan cawapres diumumkan jauh-jauh hari," kata Pangi saat dihubungi Pantau.com, Selasa (7/8/2018).

Pangi menuturkan, strategi itu diambil para pasangan calon presiden maupun wakil presiden lantaran untuk mengunci anggota koalisi. Jika Jokowi dan Prabowo misalnya mengumumkan cawapres di awal ada kemungkinan partai politik yang mendukung meninggalkan koalisi.

"Ini sebenarnya enggak bagus, karena enggak ada pencerdasan masyarakat. Namun ini soal strategi," tuturnya.

Baca juga: Kala SBY Legowo Jika AHY Tak Jadi Cawapres

Untuk itu, ia masih sangat yakin bahwa peluang poros ketiga masih sangat mungkin terbentuk. Keyakinan itu ia nilai karena masih ada kemungkinan partai yang tegabung dalam koalisi tak puas dengan figur cawapres yang akan dipilih baik Jokowi maupun Prabowo.

"Saya melihat ada kemungkinan akan hidup kembali poros ketiga. Yaitu PKS, PAN dan PKB,"  imbuhnya.

Tentunya, kata Pangi, hal itu akan merugikan posisi incumbent dalam hal ini Jokowi kalau poros ketiga terbentuk. "Kalau lahir dan muncul 3 poros. Maka yang paling dirugikan adalah Jokowi. Sebab dua putaran selalu incumbent dirugikan. Fenomena dua putaran pilkada DKI kembali bakal terjadi," katanya.

"Masyarakat tentu lebih mendukung ada tiga poros dalam Pilpres 2019, agar masyarakat dihadapkan banyak varian atau pilihan yang beragam. Dua poros berbahaya karena benturannya akan keras apabila kembali terulang head to head Jokowi vs Prabowo," pungkasnya.

Penulis :
Dera Endah Nirani