
Pantau.com - Seorang pemimpin lokal Partai Hijau telah mengundurkan diri terbukti melakukan penipuan yang melibatkan sebuah masjid dan menjaring 3 ribu suara terungkap.
Partai Konservatif di kota Botkyrka, Swedia, telah menawarkan ribuan suara Muslim sebagai ganti perizin bangunan baru untuk Masjid Alby. Hebatnya, kontak-kontak itu dikomunikasikan oleh seorang anggota senior Partai Hijau.
Menurut SVT yang dilansiri dari Sputnik, Sabtu (8/9/20180), anggota dewan Konservatif Stina Lundgren bersama sekretarisnya melakukan kunjungan ke Masjid Alby pada bulan Juni lalu.
Baca juga: FBI Sebut Programer Asal Korsel Bertanggung Jawab atas Serangan Ransom WannaCry 2017
Hal itu berkaitan dengan infomrasi komunitas Islam dapat memberi mereka sebanyak 3.000 suara tambahan dalam pemilihan mendatang, seandainya mereka setuju untuk memberikan bangunan. izin untuk masjid baru.
Konservatif mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut telah diatur oleh pemimpin Partai Hijau di Botkyrka Ali Khalil.
"Orang-orang mengunjungi masjid setiap hari Jumat, dan audiensi ini sangat responsif kepada imam. Begitu dia mengatakan "Ini penilaian kami bahwa Konservatif adalah pilihan terbaik bagi kami", mereka mendengarkan masalah kami, mereka telah berjanji untuk melawan mereka dan mengamankan eksistensi kita," ujar Khalil dalam politik masjid yang direkam secara rahasia.
Baca juga: Divonis 6 Tahun Penjara, Sutradara Australia Minta Grasi ke Raja Kamboja
Dalam pertemuan lain dengan perwakilan masjid yang diikuti oleh jurnalis SVT yang berpura-pura menjadi kolega partai, pemimpin gereja berjanji akan menghasilkan 500 hingga 1.000 suara dalam waktu singkat.
"Tidak perlu dikatakan, kami benar-benar terkejut. Kami tidak mengharapkannya sama sekali," kata Stina Lundgren.
"Ini adalah varian dari korupsi politik. Ini adalah pembelian suara langsung dalam bentuk yang paling jelas," kata ilmuwan politik Bo Rothstein.
Menurutnya, fenomena ini tidak ilegal, tetapi cukup meluas di bagian lain dunia di mana tradisi demokrasi lemah. Dengan pengakuannya sendiri, dia tidak menyadari kasus serupa di Swedia. Bahkan lebih membingungkan adalah lawan politik yang bertindak sebagai mediator. "Ini menunjukkan hilangnya loyalitas partai secara dramatis di kotamadya ini," katanya
- Penulis :
- Widji Ananta