
Pantau.com - Setelah perhitungan suara usai dan mengetahui calon yang diusungnya di pemilu kalah, tak jarang banyak orang merasa kecewa. Bahkan untuk pendukung 'garis keras' cenderung merasa depresi. Tapi apa siih sebaiknya yang harus dilakukan saat yang didukungnya kalah? Bagaimana pula cara ampuh mengobatinya?
"Kalau kekecewaan itu satu hal yang wajar. Jadi emosi yang alami dan it's okay setiap orang pasti mengalami hal tersebut. Tapi pertanyaannya, apakah kekecewaan itu dibiarkan mendominasi perilakunya, pilihan perilakunya, atau tidak," ujar Psikolog Liza M Djaprie kepada Pantau.com saat dihubungi, Selasa, 16 April 2019.
Baca juga: Keluarga Sempat Retak Karena 'Beda' di Pemilu? Ini 5 Cara Mengatasinya
Liza mengatakan, agar rasa kekecewaan tidak menguasai diri, haruslah dibarengi dengan pemikiran positif. Bahayanya jika kecewa terus menerus dituruti, ia bisa melakukan hal yang tidak wajar hingga depresi. Bahkan, dikhawatirkan bunuh diri.
"Coba kemudian masih bersedih sehari dua hari, sampai enggak nafsu makan, sampai enggak mau keluar rumah, ya mungkin masih oke. Tapi kalau sampai berlaku tujuh hari, sebulan tiga bulan masih saja ngomongin soal pilpres, 'Yah elu kok enggak move on-move on sih'," jelas Liza.
Baca juga: 5 Makanan yang Cocok Disantap Usai Nyoblos Bersama Keluarga
Liza mengumpamakan rasa kecewa ibarat pencernaan, yang semuanya memiliki proses. Ia tidak mempermasalahkan ketika berhari-hari menangis dan meraung-raung, dengan patokkan selama dua hingga tiga minggu,
"Ketika misalnya si calon presidennya kalah, dicerna dulu tuh, dilewati masa berdukanya. Nangisnya ada, marahnya juga mungkin. Tapi sudah perlahan-lahan seiring berubahnya waktu, barengi dengan berpikir bijak," jelasnya
"Oh ya sudah, sudah terjadi, sudah berlalu. Sekarang mau ngapain ya? Ya sudah, gue legowo. Untuk beberapa tahun ke depan kita jalani presiden tersebut. Ya sudah, gue tetap bekerja," lanjutnya.
rn- Penulis :
- Rifeni