Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Keluarga Sempat Retak Karena 'Beda' di Pemilu? Ini 5 Cara Mengatasinya

Oleh Rifeni
SHARE   :

Keluarga Sempat Retak Karena 'Beda' di Pemilu? Ini 5 Cara Mengatasinya

Pantau.com - Berbeda pilihan di pemilu memang seringkali merusak hubungan, termasuk hubungan keluarga. Untuk mencegah semakin memburuknya hubungan, setelah pemilu usai sebaiknya cari cara untuk memperbaiki hubungan.

Psikolog Anak dan Keluarga Liza M Djaprie kepada Pantau.com memberikan lima tipsnya yang patut dicontek untuk memperbaiki hubungan keluarga yang sempat renggang karena pemilu.

1. Ingatkan berbeda pilihan hal biasa

Khususnya di negara demokrasi seperti Indonesia yang mengusung slogan 'Bhinneka Tunggal Ika'. Liza menyarankan anggota keluarga sadar berbeda pilihan adalah hal biasa, bukan hanya pemilu tapi di berbagai aspek.

"Sesimpel yang satu suka pedas dan tidak suka pedas, kenapa tidak menempatkan diri pada posisi setiap orang punya keyakinan berbeda, tiap orang punya pilihan yang berbeda juga, kenapa enggak saling menghargai," ujar Liza saat dihubungi Pantau.com, Selasa, 16 April 2019.

"Apapun itu presiden yang terpilih, lalu kita bercerai, presiden juga enggak akan tahu. Jadi kenapa tidak coba masukkan logika dan akal sehat," sambungnya.

2. Mindset pikiran keluarga sejak awal

Liza mengatakan dalam pikiran setiap orang ada yang namanya program. Jika mindsetnya sejak awal pemilu hanya sekedar proses demokrasi yang positif dan hal biasa, maka pikiran negatif tidak akan mudah masuk.

Baca juga: 5 Makanan yang Cocok Disantap Usai Nyoblos Bersama Keluarga

"Kalah legowo ya keluar anteng saja. Ya sudah deh, jatahnya sudah kalah. Urusan tidak sekedar pilpres, yang menang bukan karakter sombong, di keyakinannya 'hanya sekedar pilpres' menang tidak perlu sombong. Kalau pilihannya menang, dia terima dengan batas happy, tapi dalam batas wajarlah," tutupnya.

3. Pemilu bukan prioritas 

Liza menyebutkan pemilu bukan satu-satunya prioritas hidup. Karenanya anggota harus sadar dan disadarkan bahwa ada urusan lain yang jadi perioritas penting, salah satunya keluarga.

"Mentingkan mana nih calon presiden mati-matian atau mempertahankan keharmonisan rumah tangga. Itu mudah banget kan ya. Masa iya tega sampai enggak ngomong ayah dan anak, atau sesama saudara kandung, atau suami dan istri. Apakah pilpres berada di prioritas paling atas," ungkapnya.

4. Legowo dan jangan jumawa

Maksud Liza saat di dalam keluarga berbeda pilihan, usahakan hargai perasaan pilihan keluarganya yang kalah. Boleh merayakan, namun harus sama-sama dengan pendukung, jangan di hadapan anggota keluarga yang pilihannya kalah.

Baca juga: Cerita Ojol Tolak Golput: Nyoblos Dulu, Baru Cari Penumpang

"Yang kalah ya audah legowo, jangan merempet ngomong enggak enak, bilang apalah. Masing-masing juga mencoba menempatkan diri secara bijak. Kamu pilih tersebut, aku pilih ini. Yang menang coba meredam, jangan sombong. Yang kalah ya legowo," tuturnya.

5. Berwisata dan jalan-jalan

Hari pencoblosan yang diliburkan, disusul dengan beberapa tanggal merah, menurut Liza tidak ada salahnya untuk melupakan ketegangan dengan berlibur bersama keluarga setelah pemilu usai.

"Ada anggota keluaga memulai duluan 'sudah yuk, (pemilu) sudah kelar. Aku minta maaf kalau kemarin-kemarin'. Besar hati saja, minta maaf kalau kata-kata menyinggung atau apa, perilaku ada yang salah. 'Sudah yuk, jalan-jalan'." tutupnya.

Penulis :
Rifeni