
Pantau.com - Penarikan mundur pasukan militer AS dari Suriah memunculkan spekulasi. Mulai dari kemenangan Turki, hingga Pilpres 2020 yang semakin membayangi. Tak hanya itu, Rusia dan Iran jelas menjadi pihak yang diuntungkan atas peristiwa tersebut.
Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah memenangi perang melawan teroris Daesh di Suriah. Pentagon pun menegaskan, penarikan pasukan sudah dilakukan atas perintah Trump.
Mantan pejabat Pentagon Michael Maloof percaya bahwa penarikan itu adalah hasil dari kesepakatan yang dibuat Trump dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang meninggalkan milisi Kurdi Yahudi di Suriah.
"Trump masih tidak ingin menggulingkan (Presiden Suriah Bashar Assad)," kata Maloof, yang dikutip dari RT, Kamis (20/12/2018).
Baca juga: Trump Tarik Pulang Pasukan Militer AS dari Suriah, Rusia Bilang Begini
Hal itu, kata dia, jelas menunjukkan bahwa agenda perubahan rezim pemerintahan saat ini sebagian besar didorong oleh Sekretaris Negara Mike Pompeo dan penasihat keamanan nasional John Bolton.
Namun, ia memperingatkan bahwa Tweet Trump dan pengumuman Pentagon tidak mengatakan apa pun militer swasta yang meninggalkan Suriah, atau mengurangi kehadiran AS di negara tetangga Irak.
Semengtara itu, Joshua Landis, Direktur Pusat Studi Timur Tengah di University of Oklahoma, menganggap penarikan sebagian untuk konsumsi internal AS, tetapi juga bertujuan untuk menghapus kewajiban di wilayah tersebut.
Baca juga: AS Kalahkan Teroris Daesh Suriah, Trump Minta Seluruh Pasukan Militer Dipulangkan
"Ini Presiden (Trump) yang kembali ke retorika kampanyenya ketika kampanye 2020 semakin membayang. Dia akan kembali ke cerita aslinya, mengapa kita menghabiskan USD5 triliun di Timur Tengah? " katanya.
"Ini adalah kemenangan besar bagi Erdogan."
Gedung Putih telah mengumumkam penarikan pulang seluruh pasukan militer AS dari Suriah, setelah Presiden Donald Trump mengklaim pihaknya telah mengalahkan teroris Daesh. Pemulangan akan dilakukan dalam waktu 60 hingga 100 hari.
Sekadar informasi, Suriah telah terjatuh dalam konflik perang sejak 2011 lalu. Koalisi pimpinan AS yang terdiri lebih dari 70 negara melakukan operasi militer terhadap kelompok teroris Daesh di Suriah dan Irak.
- Penulis :
- Widji Ananta