
Pantau.com - Pemerintah Meksiko telah berupaya untuk menghentikan imigran ke Amerika Serikat, Namun, jumlah imigran Amerika Tengah justru membengkak menjadi 5.000 yang saat ini berjalan menuju perbatasan Amerika Serikat.
Sebagian dari mereka merupakan orang tua dan anak-anak. Imigran bergerak melalui Kota Tapachula, Meksiko, membentuk garis panjang hingga satu mil.
Sekitar 2.000 orang berhasil masuk ke Meksiko dari Honduras melalui Guatemala meskipun sempat terjadi bentrok dengan pihak kepolisian pada Sabtu (21 Oktober 2018).
Diperkirakan jumlah imigran akan terus bertambah karena sebagian imigran telah menunggu di jembatan Sungai Suchiate di Kota Guatemala Tecun Uman dan merencankan penyebrangan selama semalam.
Baca juga: Imigran Kanada Ucap Sumpah Kewarganegaraan di Gedung Tertinggi
Pada Minggu (22 Oktober 2018), terdapat 1.500 imigran di sisi Guatemala yang berharap bisa memasuki Meksiko secara hukum.
Imigran kemudian berbaris di Meksiko sambil meneriakan slogan mereka seperti 'si se pudo' yang artinya kita pasti bisa.
Penduduk desa-desa pinggiran di Ciudad Hidalgo, Meksiko, memberikan dukungan mereka lewat makanan dan pakaian yang diberikan untuk para imigran.
"Ini adalah solidaritas, mereka adalah saudara-saudara kita," ucap Maria Terese, salah satu penduduk Meksiko yang memberikan sandal gratis untuk imigran, kepada Associated Press, seperti dilansir Metro, Jumat (22/10/2018).
Baca juga: Angkatan Militer Malta Selamatkan Ratusan Imigran dari Perahu Karet di Laut Tengah
Jesus Valdiva, salah satu penduduk Meksiko memberikan tumpangan 10 hingga 20 imigran dalam mobil pick up-nya. "Anda harus membantu orang-orang ini. Dari mereka kita belajar untuk menghargai apa yang tidak mereka miliki," ucapnya.
beberapa imigran mengatakan, mereka menyerah untuk mencoba masuk ke Meksiko secara hukum karena prosesnya begitu lamban.
"Kita akan tidur di pinggi jalan, dan besok kita akan bangun dan meneruskan perjalanan. Kami akan mendapatkan sejumlah plastik di pinggi jalan untuk melindungi tubuh dari hujan," kata Jose Mjia (42) imigran dari San Pedro Sula, Kota Honduran.
"Kita akan tidur sepeti ini, merawat satu sama lain, kita tidak akan terpisah," ucap seorang ibu tunggal Adelia Echeverria (52).
Baca juga: Menlu AS Mike Pompeo Kutuk Keras Serangan Bomber di Afghanistan
Pada Selasa pekan lalu, Donald Trump mengecam untuk menghentikan bantuan untuk Honduras jika imigran menolak untuk kembali.
Ia berulang kali mengkritik Partai Demokrat terhadap pergerakan massa imigran sebagai kampanye masalah keamanan perbatan untuk pemilihan tengah waktu AS pada 6 November mendatang.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Minggu, akan ada pertemuan antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko guna membahas pembangunan di daerah miskin di Amerika Tengah dan Selatan Meksiko.
Ia mengatakan, dengan cara ini kita menghadapi fenomena imigras, karena mereka meninggalkan kota bukan untuk mencari kesenangan, tapi untuk mencari kebutuhan mereka.
Imigrasi ini dimulai sejak seminggu lalu dengan 200 imigran. Mereka melarikan diri karena kekerasan, kemiskinan, serta korupsi di Honduras.
- Penulis :
- Noor Pratiwi