
Pantau.com - Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui tidak mudah mengusut kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Ia mencontohkan seperti kasus pembantaian tahun 1965 dan pelanggaran HAM 1998 hingga saat ini juga tidak selesai.
"Tentang pelanggaran HAM berat masa lalu, kita berkomitmen untuk menyelesaikan. Tapi tidak mudah. Buktinya dari tahun 1965 sampai saat ini tidak mudah menyelesaikan itu. Bukti-bukti tidak ada," kata Ma'ruf di rumahnya, Jl. Situbondo no. 12, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2019).
Baca juga: Kata Ma'ruf Amin Dapat Dukungan dari Forum Betawi Rempug
Terkait kasus penculikan aktivis tahun 1998, Ma'ruf juga mengatakan tidak mudah mencari pelakunya. Menurut Ma'ruf, Amerika Serikat pun kesulitan mencari otak pembunuh dari mantan presidennya, Jhon F Kennedy.
"Memang tidak mudah mencari orang hilang yang tidak jelas. Bahkan mencari pembunuh Jhon Kennedy di Amerika negara yang canggih itu saja juga masih sulit. Itu orangnya yang bunuh pintar. Ini yang nyulik (aktivis '98) mungkin pintar sekali. Penculiknya pintar sekali," katanya.
Kesulitan yang sama juga dialami dalam pencarian pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.
Baca juga: Ma'ruf Amin: Saya seperti Sopir Taksi, Kejar Setoran
"Kita juga ada kesulitan yang sama seperti yang menyiram pak Novel Baswedan. Yang nyiram itu pintar sekali," katanya.
"Tapi komitmennya tetap menyelesaikan kasus yang belum selesai. Termasuk pelanggaran HAM berat, termasuk orang yang hilang. Kita tidak boleh berputus asa," pungkas Ma'ruf.
- Penulis :
- Adryan N