
Pantau.com - Sudah beberapa tahun ini, prestasi Timnas Indonesia mengalami stagnan. Silih berganti pelatih datang untuk membenahi performa skuad Garuda belum membuahkan hasil.
Sebut saja, ketika merekrut Luis Milla menajdi arsitek tim Merah Putih. CV nya sangat menyilaukan mata, pernah membawa Timnas Spanyol U-21 juara Piala Eropa. Bahkan, dirinya pernah membela tiga tim raksasa La Liga, Real Madrid, Barcelona, dan Valencia. Sayangnya, Milla gagal membawa Indonesia berprestasi di Asian Games 2018 lalu. Hingga akhirnya, pilihan jatuh ke Simon McMenemy yang pernah sukses membawa Bhayangkara FC juara Liga 1. Namun, penyakit nirgelar terus menghantui sepakbola Indonesia.
Menilik ke belakang, Indonesia sejatinya memiliki juru taktik andal. Bahkan ada yang sampai bikin Indonesia juara di kancah internasional. Berikut Pantau.com merangkum, pelatih Indonesia mana yang pernah membawa bangkit Garuda terbang tinggi ke langit?
Berikut adalah 4 pelatih yang Mengharumkan Nama Indonesia di kancah Internasional
1. Antun Tony Pogacnik
Antun Pogacnik. (Foto: Istimewa)
Kejayaan timnas Indonesia dimulai pada era Pogacnik. Pria asal Yugoslavia ini meracik taktik skuad Garuda dari tahun 1954 hingga 1963. Pada masa kepelatihannya, Pogacnik menyulap timnas Indonesia menjadi tim yang disegani di Asia.
Ini tak lepas dari keberhasilan Pogacnik membawa tim Merah Putih selalu masuk ke semifinal Asian Games pada dua pegelaran berturut-turut, yakni tahun 1954 dan 1958. Indonesia bahkan mendapatkan medali perunggu pada pegelaran 1958, dan menjadi torehan terbaik skuad Garuda di ajang Asian Games.
Di bawah kepelatihan Tony Pogacnik, Garuda tidak hanya menancapkan cakarnya di ajang Asian Games. Dia juga berhasil membawa Indonesia menjuarai Piala Merdeka Malaysia pada tahun 1961 dan 1962. Tidak berhenti di situ saja, sebab Pogacnik juga membawa Indonesia masuk ke perempatfinal Olimpiade Melbourne tahun 1956.2. Bertje Matulapelwa
Bertje Matulapelwa. (Foto:Satu Maluku)
Pelatih kedua yang pernah membawa timnas Indonesia berbicara banyak di berbagai ajang dunia adalah Bertje Matulapelwa. Walaupun tidak sementereng prestasi Tony Pogacnik, pria asal Timur Indonesia ini pernah membawa Garuda melaju hingga babak semifinal gelaran Asian Games 1986. Karena pencapaiannya tersebut, dia tetap dipertahankan sebagai juru taktik.
Kepercayaan PSSI dijawab dengan gaya oleh Matulapelwa pada tahun berikutnya usai membawa skuad Garuda untuk pertama kalinya menggondol emas SEA Games 1987 di Jakarta. Tidak berhenti di situ, Matulapelwa juga membawa Garuda menjuarai Piala Kemerdekaan 1987, dan peringkat ketiga Piala Kemerdekaan 1988.
Baca juga: Ini Jejak PKI dalam Sepakbola Indonesia Sebelum Jadi Partai Terlarang
3. Anatoly Polosin
Polosin. (Foto: Istimewa)
Berbicara pelatih timnas Indonesia yang paling berprestasi, nama Anatoly Polosin tidak bisa dikesampingkan. Ia merupakan juru taktik yang mampu membuat skuad Garuda memiliki karakter yang kuat dan tak gentar menghadapi siapa pun dengan permainan ciamik yang konsisten sepanjang pertandingan.
Ini tak lepas dari metode latihan fisik yang sangat berat yang diterapkan Polosin. Polesan Polosin membuat Indonesia berhasil membawa pulang medali emas dari SEA Games di Manila pada tahun 1991. Polosin juga membawa Garuda menjadi peringkat kedua di grup kualifikasi Piala Asia 1992, dan runner-up Piala Kemerdekaan 1990.
4. Indra Sjafri
Indra Sjafri. (Foto: Dok.PSSI)
Setelah 22 tahun tak pernah terdengar di kancah internasional, pasukan Garuda kembali menggebrak pada pegelaran Piala AFF U-19 2013. Namun kali ini bukanlah garuda senior, melainkan garuda muda yang penuh potensi.
Anak-anak muda ini membuat masyarakat Asia Tenggara tercengang setelah menjadi juara dengan permainan cantik nan menawan, baik secara tim maupun individu. Adapun yang menemukan bakat anak-anak muda itu adalah Indra Sjafri.
Selain berhasil menjuarai Piala AFF U-19, pasukan pria asal Sumatera Barat itu juga berhasil menembus kejuaraan AFC U-19 setelah mengalahkan juara 12 kali Piala Asia U-19, Korea Selatan, pada pertandingan terakhir penyisihan grup.
- Penulis :
- Kontributor RZS