
Pantau.com - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang yang hilang kontak dan diperkirakan jatuh di sekitaran perairan Karawang, ada indikasi di awal tidak bisa lanjut terbang.
"Dari pengamatan yang ada memang ada indikasi bahwa pesawat tidak bisa lanjut terbang, tapi kami masih klarifikasi dan tetap berharap kemungkinan terbaik," ujar Budi Karya di Jakarta pada Senin (29/10/2018).
Kemenhub telah menginstruksikan pihak terkait untuk melakukan tindakan lebih jauh dalam menangani evakuasi korban pesawat.
Baca juga: KNKT: Pesawat Lion Air yang Jatuh Baru Beroperasi Agustus 2018
"Saya tentu prihatin dan menugaskan beberapa pihak stakeholder dalam menangani itu (yaitu) Dirjen udara, KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi), Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan) untuk melakukan suatu pengamatan lebih jauh," jelas Budi Karya.
Pihaknya juga membuat krisis center di terminal 1 Soekarno-Hatta. "Saya akan ke sana sekarang," ujarnya.
Budi menceritakan bahwa dirinya mendapatkan kabar hilangnya kontak pesawat Lion Air sekitar 1 jam lalu dari pihak Airnav dan Dirjen Udara Kemenhub.
"Beberapa teman-teman Airnav, Dirjen Udara memberikan informasi bahwa ada satu pesawat yang hilang kontak terbang dari Jakarta-Pangkal Pinang. Itu diinfo jam 06.33 WIB," ujarnya.
Penerbangan Lion Air nomor penerbangan JT 610 dengan rute penerbangan Cengkareng menuju Pangkalpinang mengalami kecelakaan setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta pukul 06:20 WIB menuju Pangkalpinang. Setelah 13 menit mengudara pesawat jatuh di koordinat S 5’49.052” E 107’ 06.628” di perairan sekitar Karawang.
Pesawat mengangkut 178 penumpang dewasa satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi termasuk dalam penerbangan ini ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi.
Pesawat dengan registrasi PK-LQP jenis Boieng 737 MAX 8 ini merupakan pesawat baru yang dioperasikan pada Agustus 2018 lalu.
Baca juga: Basarnas Jabar Kerahkan Puluhan Personel Cari Pesawat Lion Air
Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula. Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi