
Pantau.com - Jendela transfer musim dingin akan segera berakhir, ada banyak spekulasi seputar masa depan gelandang Arsenal, Aaron Ramsey.
Apakah pemain berpaspor Wales itu akan tetap di klub asal London Utara atau akan mencapai kesepakatan dengan Juventus, mengingat kontraknya akan berakhir pada akhir musim 2018/2019. Selain Juventus, Paris Saint-Germain juga tertarik mendapatkan tanda tangan pemain berusia 28 tahun itu.
Banyak pertanyaan, akankah Ramsey begitu dibutuhkan di klub barunya nanti. Setidaknya ia akan menjadi pemain cadangan dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Tentu perdebatan layak atau tidak Ramsey bermain di klub top Eropa.
Juventus terlihat seperti tim yang begitu sempurna. Betapa tidak, tim racikan Massimiliano Allegri itu memiliki skuad yang hampir merata di tiap lini, baik tim inti maupun cadangan. Bahkan keberadaan Cristiano Ronaldo merupakan garansi sukses di Liga Champions.
Karena itu, Pantau.com mencoba menilik mengapa Juventus atau PSG begitu menginginkan Ramsey. Bagaimana dirinya bisa membantu meningkatkan performa tim.
Ramsey ketika melakukan selebrasi. (Foto:Reuters)
Fakta Seorang Ramsey
Ramsey tidak pernah memiliki kesempatan untuk membuktikan kualitasnya, karena dirinya sempat mengalami cedera parah dan itu cukup memengaruhi seluruh karirnya pada beberapa kesempatan.
Tetapi, ia selalu dikenal memiliki talenta besar, harusnya di era Arsene Wenger kemampuannya sudah kelihatan dan begitu juga di bawah asuhan Unai Emery saat ini.
Pemain berukuran 178 cm itu digambarkan sebagai gelandang box-to-box, dia telah mencetak 61 gol dan membantu 64 dalam 355 penampilan untuk Arsenal. Kualitasnya yang paling dihargai adalah kemampuan menahan bola dalam kotak dan kreativitasnya.
Baca Juga: Mengenal Kinerja Gelandang 'Box to Box' dalam Sepakbola
Kontrol bola dan 'holding ball' adalah alasan klub ingin mendatangkan Ramsey. Dasarnya, ia adalah ancaman ketika timnya melakukan serangan balik, dan tidak peduli posisinya karena dia memiliki tipe memotong dari dalam (cutting inside).
Mengapa Juventus Menginginkannya?
Ramsey sangat mudah beradaptasi dan bisa dengan cepat masuk ke banyak formasi. Ia memiliki potensi sebagai pemain bernomor 10 atau gelandang box-to-box. Tentu ini membuat skema Allegri berjalan, karena pria asal Italia itu kerap beralih formasi berbeda dari 3-5-2, 4-2,3-1 dan kini dengan adanya Ronaldo Juve lebih terbuka dengan skema 4-3-3.
Sepertinya pemain asal Wales itu dapat digunakan dalam peran pemain nomor 10, jika Allegri memutuskan untuk beralih ke 4-2-3-1. Ini akan lebih cocok untuk Ramsey, pasalnya Paulo Dybala yang diberikan peran lebih ke dalam masih belum bisa menjalankan tugas dengan baik.
Musim ini Juventus memiliki keseimbangan dalam skuad. Mereka tidak hanya memiliki starting line-up yang sangat terhubung, tetapi juga bisa memutar pemain dan menjadi sama suksesnya. Artinya Ramsey harus menemukan tempatnya sendiri jika bergabung dengan Juve, ia juga harus bersaing dengan pemain seperti Pjanic, Matuidi, Costa, Cuadrado, Bentancur, dan yang lainnya, terutama di skema 4-3-3.
Kita jabarkan, kemungkinan Ramsey tampak seperti pengganti Sami Khedira dan itu masuk akal. Allegri sudah menurunkan pemain Jerman itu sebanayak enam kali musim ini, mungkin ini akan menjadi musim terakhir mantan pemain Real Madrid tersebut. Namun, sebelum ia pergi, Juventus perlu memastikan bahwa klub memiliki pengganti yang tepat. Di situlah Ramsey bisa berguna, terutama ketika menyangkut kemampuan passing.
Zona aksi Juventus. (Sumber: Whoscored)
Menurut catatan Whoscored, Ramsey menghasilkan hampir dua kali lipat dari Khedira musim ini. Ia juga menciptakan lebih banyak peluang (19) daripada Khedira, yang gagal menciptakannya. Peluang ini menghasilkan enam kali assist untuk pemain asal Wales.
Tentu ini membuat tambahan yang sempurna di Juventus, karena tim mampu mengontrol permainan di separuh lapangan dan mempertahankan aliran bola melalui umpan pendek di area tengah. Seperti yang Sobat Pantau lihat pada gambar di atas, 47% zona aksi tim ada di lini tengah. Persentase ketepatan rata-rata Ramsey (86,2%) ini akan membantu Pjanic yang rata-rata mencapai 87,9% umpan sukses dari 56,62 per game, dibandingkan dengan umpan Khedira 47,01.
Passing Juventus. (Sumber: Whoscored)
Musim ini, Bianconeri -julukan Juventus- terbiasa memainkan umpan pendek, yang juga merupakan bagian dari gaya permainan Ramsey. Lebih dari 80 persen dari operan tim adalah kombinasi singkat yang bertujuan untuk mempertahankan ball possessions.
Ini menciptakan ruang bagi tiga pemain depan, dengan adanya pemain seperti Ramsey yang bisa menahan aliran bola bisa mengantarkan bola ke dalam kotak penalti lawan.
Mantan pemain Cardiff itu bisa menjadi kandidat mengisi posisi utama lini tengah Pjanic. Ini akan menjadi tugas berat baginya, karena baik performa maupun mentalitasnya tidak bisa mencapai level Pjanic, terutama ketika harus mengambil bola dari belakang.
Kendati demikian, ia sebenarnya bisa membantu lebih besar kinerja Pjanic daripada Emre Can. Can tampil begitu standart sejak kedatangannya, ia gagal mendapatkan banyak waktu bermain karena cedera. Seperti permainan gaya Italia yang mencoba memutar pemain dan Can adalah bagian dari rotasi gelandang bersama Matuidi dan Bentancur.
Memang, kontribusi Can dapat jauh lebih baik daripada Ramsey, meskipun pemain asal Wales itu memiliki persentase keberhasilan yang lebih tinggi. Ketika datang untuk berkontribusi dalam penumpukan dari belakang, eks Liverpool itu gagal melakukannya. Ini mungkin tidak membantunya mendapatkan starting line-up karena kontribusi defensif Matuidi sangat besar dan juga sebagai penyerang.
Pola serangan Juventus. (Sumber: Whoscored)
Buktinya bisa di lihat pada gambar di atas, 38 persen serangan Juventus terjadi di sisi kiri tempat Matuidi berada. Persentase terendah (27%) ada di tengah, tetapi itulah cara penambahan baru yang dapat dibantu Ramsey yang suka memotong di dalam dan dia bisa menggunakan kemampuan dribblingnya untuk mengirim bola ke garis depan atau menembak dari luar kotak penalti.Memiliki kemampuan dribling merupakan nilai plus seorang Ramsey. Namun, pada bagian tengah ini jadi bagian dari Paulo Dybala, meskipun ia dipaksa menjadi lebih banyak duel ofensif satu lawan satu. Mengingat hal itu, Ramsey rata-rata melakukan 2,24 dribel per 90 menit ini dengan tingkat keberhasilan 72,8%, dibandingkan dengan Dybala yang tercatat 5,1 dengan keberhasilan 67,8%.Karena itu, keberadaan Ramsey yang terpenting adalah key pass. Meskipun kurangnya waktu bermain secara reguler, ia telah memberikan enam assist untuk Arsenal musim ini. Tidak ada calon rekan tengahnya yang mencapai angka itu. Dia bisa menjadi dukungan besar bagi Dybala, Ronaldo dan Mandzukic di lini depan.Selain itu, Ramsey melakukan banyak tembakan juga, sebagian besar tembakannya dihasilkan di dalam kotak, seperti juga sebagian besar pemain Juventus (52%). Ini memberinya sedikit keuntungan karena sebagian besar gelandang juara Serie A mencoba menembak dari jarak jauh.
Pola tembakan Juventus ke arah gawang lawan. (Sumber: Whoscored)
Kesimpulannya
Aaron Ramsey tampaknya seperti transfer yang tidak perlu untuk Juventus, tetapi secara pandangan mendalam, menunjukkan bahwa ia bisa sangat berguna di beberapa daerah.
Tentunya, ia akan membawa lebih banyak kejutan di sepertiga lapangan dan memberikan dukungan ke garis depan dalam hal assist dan peluang mencetak gol.
Dia juga bisa berguna pada saat-saat pelatih mengganti formasi, karena ketika gerakan bola berhenti Ramsey bisa mengeksploitasi ruang terbuka secara efisien. Lantas apakah dia akan mengubah gaya permainan Juventus secara drastis? Tidak. Namun, ia akan menjadi pilihan yang berguna untuk rotasi favorit ala Allegri.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta