HOME  ⁄  Ekonomi

Mentan: Urus Pertanian Sama Artinya Mengurus Tambang Emas 100 Karat

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Mentan: Urus Pertanian Sama Artinya Mengurus Tambang Emas 100 Karat

Pantau.com - Usai acara serah terima jabatan di kantor pusat Kementrian Pertanian pada Jumat (25 Oktober 2019), Menteri Pertanian (Mentan) kabinet Indonesia Maju, Syahrul Yasin Limpo (SYL) langsung tancap gas dan memberi komando untuk segera mengaktifkan stategis kerja, dengan menghidupkan  penyuluh pertanian.  Syahrul Yasin Limpo mengaku  pada kesempatan sebelumnya, bahwa pembangunan pertanian dengan melibatkan  peran penyuluh sampai di tingkat Kecamatan itu penting.

Tanpa menunda untuk kerja, Syahrul Yasin Limpo langsung lakukan kunjungan pertamanya di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, Makassar.

"Penyuluh pertanian adalah inti dari agen of change pembangunan pertanian. Karena itu, jadilah penyuluh pertanian yang hebat, disayangi serta ditunggu oleh semua masyarakat pertanian, " ucapnya saat memberikan arahan pada acara kunjungan tersebut.

Baca juga: Honda Masih Berpikir, Toyota Curi Start Produksi Mobil Listrik di Karawang

Ia mengungkapkan jika penyuluh adalah otaknya masyarakat di bawah. Penyuluh harus mampu mengelola tata kelola pertanian yang ada di masyarakat.  Penyuluh juga harus berperan sebagai pasukan 'kopasus' pertanian. 

"Mengurus pertanian sama artinya mengurus tambang emas 100 karat. Artinya pengelola pertanian orang hebat. semua orang membutuhkan dan ingin pertanian baik," tegas SYL. 

Selanjutnya, SYL menambahkan sebanyak 267 juta penduduk Indonesia  tidak boleh terganggu pangannya, dan mewujudkan pangan yang cukup,  akan menjadi ladang ibadah buat semua yang telah mengurusnya. 

Ia menekankan bahwa desa akan menjadi baik dan kuat, apabila penyuluh pertanian bisa memanfaatkan dan mengadaptasikan teknologi hasil-hasil penelitian.

"Peran BBPP akan menjadi penting dan strategis untuk menghilirisasikan inovasi teknologi kepada masyarakat bawah. Untuk itu, bangun framework BBPP yang kuat dengan membangun kerjasama dengan Perguruan Tinggi" tambahnya.

Baca juga: Saran Pakar Agar Indonesia Belajar dari Jepang Atasi Pengendalian Tembakau

Syahrul Yasin Limpo juga mengatakan jika untuk membangun Behavior leadership, dalam 100 hari  ke depan akan ada sistem komando strategis di tingkat kecamatan. 

"Tugas  sebagai pengendalian dan pelaksana,  penyuluhan terpadu, show window inovasi, pemanfaatan citra satelit. Semua kekuatan dan sumberdaya pertanian akan dialokasikn disitu dengan memanfaatkn Artificial Intelegence (AI)" bebernya.

Syahrul juga mengatakan bahwa sebuah negara akan menjadi kuat apabila pertaniannya kuat, karena itu Mentan dan Kementan merupakan wilayah kerja yang strategis dan istimewa.

"Riset di kementan juga akan dihidupkan kembali dengan menempatkan SDM yang memiliki kompetensi yang memadai untuk menghasilkan dan mengembangkan berbagai  inovasi teknologi," tambahnya.

rn
Penulis :
Nani Suherni