
Pantau.com - Myanmar menolak temuan penyelidikan PBB yang mengatakan adanya tindakan genosida oleh militer Myanmar terhadap Rohingya.
Myanmar mendapat tekanan besar pekan ini atas penindasan militer tahun lalu yang mendorong lebih dari 700.000 minoritas Muslim masuk ke Bangladesh.
Melansir AFP, Rabu (29/8/2018), laporan oleh misi pencari fakta PBB mengatakan ada bukti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan dalam skala besar.
Baca juga: Facebook Hapus Akun Panglima Tertinggi Bersenjata Myanmar, Ada Apa?
Dewan Keamanan PBB, termasuk Amerika Serikat menyerukan para pemimpin militer Myanmar untuk menghadapi peradilan internasional. Namun Myanmar pada Rabu menolak tugas misi PBB dan temuannya.
"Kami tidak mengizinkan FFM (Misi Pencarian Fakta PBB) untuk masuk ke Myanmar, itu sebabnya kami tidak setuju dan menerima resolusi yang dibuat oleh Dewan Hak Asasi Manusia," kata juru bicara pemerintah Zaw Htay.
Dia menunjuk pada pembentukan Komisi Penyelidik Independen, yang menurutnya dibentuk untuk menanggapi tuduhan palsu yang dibuat oleh badan-badan PBB dan komunitas internasional lainnya.
Baca juga: Akui Kecolongan Soal Kekerasan Rohingya, Berapa Orang Penerjemah Bahasa Myanmar di Facebook?
Zaw Htay juga mengecam Facebook karena menarik halaman-halaman kepala militer Myanmar dan petinggi militer lainnya. Menurut dia, hal itu dapat menghambat upaya pemerintah dengan "rekonsiliasi nasional".
Raksasa media sosial itu mengakui terlalu lambat untuk bereaksi terhadap krisis terhadap Rohingya.
- Penulis :
- Widji Ananta