
Pantau.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meresmikan sebuah situs di dataran tinggi Golan pada Minggu, 16 Juni 2019, yang akan diberi nama Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
"Kami bangga untuk mendirikan sebuah pemukiman yang akan memberikan penghormatan kepada teman besar kita. Kami akan terus mengembangkan dataran tinggi Golan untuk kepentingan penduduk Yahudi dan non-Yahudi," kata Netanyahu, dikutip Sputnik.
"Trump adalah teman besar Israel," kata PM itu dikutip Reuters.
Baca juga: Terungkap! Ternyata Ini Alasan Konyol Trump Akui Israel Pemilik Golan
rnrnEstablishing a new community in the Golan Heights named after a friend of Israel, US President @realDonaldTrump. A historic day! ???????????????? pic.twitter.com/lvG8MJxtxq
— Benjamin Netanyahu (@netanyahu) June 16, 2019
Melansir Reuters, Senin (17/6/2019), Trump Heights merupakan proyek yang bertujuan untuk menjaga ikatan dengan AS, usai Trump mengakui kedaulatan Israel atas dataran tinggi Golan.
Kependudukan itu akan dinamakan Ramat Trump atau Trump Heights, yang akan menjadi rumah bagi 120 keluarga. Meski begitu, Netanyahu baru memperkenalkan tanda dengan nama Trump serta bendera Israel dan AS. Pengerjaan pembagunan dilaporkan belum dilaksanakan.
Wilayah tersebut berlokasi sekitar 60 kilometer di barat daya ibu kota Suriah, Damaskus, dan mencakup wilayah sekitar 1.000 kilometer persegi.
Baca juga: Israel Jadikan Trump Nama Lokasi Pemukiman di Dataran Tinggi Golan
Duta Besar AS untuk Israel David Friemand menghadiri acara peresmian wilayah itu oleh PM Israel Benjamin Netanyahu. Di sisi lain, dalam menanggapi peresmian dataran tinggi Golan, Trump mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Netanyahu.
"Terima kasih PM Netanyahu dan Israel untuk kehormatan besar ini," kata Trump dalam akun Twitternya.
Israel mengambil alih dataran tinggi Golan dalam Perang Enam Hari 1967. AS mengakui kedaulatan Israel atas wilayah itu sejak secara efektif mendudukinya pada 1981 pada Maret silam.
Meski Amerika Serikat mengakui kedaulatan Israel di dataran tinggi Golan, dunia internasional mengecam kependudukan ilegal Israel diwilayah tersebut.
- Penulis :
- Noor Pratiwi