
Pantau.com - Piala AFF untuk pertama kalinya digelar pada 1996, event dua tahunan ini dijadikan ajang sepakbola terbesar di Asia Tenggara. Sudah 12 kali digelar, Indonesia kerap gagal meraih juara, tercatat tim Merah Putih lima kali keluar sebagai runner-up.
Baru-baru ini, pencinta sepakbola nasional kembali merasakan kekecewaan atas kegagalan tim asuhan Bima Sakti yang gagal melaju ke semifinal. Betapa tidak, tergabung dalam grup B bersama Thailand, Filipina, Singapura dan Timor Leste, Garuda tersingkir meski menyisakan satu laga.
Gagal melaju ke semifinal merupakan kemunduran, dasarnya Indonesia ditargeti untuk bisa keluar sebagai juara. Pasalnya, masyarakat sudah begitu merindukan juara.
Piala AFF 2018 bukan lah kegagalan pertama yang dirasakan oleh penggawa Timnas Indonesia. Sebelumnya, tim Merah Putih sudah tiga kali gagal memenuhi ekspektasi.Berikut adalah Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF:
Bambang Pamungkas memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2007. (Foto: Suzuki AFF Cup)
Piala AFF 2007
Timnas Indonesia harus gigit jari karena gagal lolos dari fase grup di 2007. Untuk pertama kalinya Piala AFF edisi keenam ini menggunakan kualifikasi untuk menyaring delapan tim terbaik.
Thailand dan Singapura ditunjuk menjadi tuan rumah bersama. Berbeda dari sebelumnya, turnamen setiap tahun genap ini baru digelar di awal 2007.
Turnamen ini menjadi akhir bagi rezim kepelatihan Peter Withe di timnas Indonesia. Merah Putih tergabung dalam grup B bersama Singapura, Vietnam, dan Laos. Sementara, Grup A diisi Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Filipina.
Dalam perhelatan ini, Indonesia tak pernah menelan kekalahan pada babak penyisihan grup, tapi penentu kegagalan ternyata terletak pada pertandingan perdana. Melawan Laos, Indonesia hanya mampu menang 3-1, meski meraih banyak peluang mencetak gol. Itupun setelah tertinggal 1-0 pada babak pertama.
Sementara tuan rumah Singapura mampu melibas lawan 11 gol tanpa balas. Mantan penyerang Arema Indonesia, Noh Alam Shah mencetak tujuh gol sekaligus sehingga mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan sepanjang sejarah. Sedangkan Vietnam juga mampu berpesta gol atas Laos, 9-0.
Saat menghadapi lawan yang seimbang, Indonesia harus puas bermain seri melawan Vietnam dan Singapura. Sepulang dari Piala AFF, posisi Peter Withe dievaluasi. PSSI akhirnya memutus kerja sama sang pelatih dan menunjuk kembali Ivan Kolev sebagai arsitek baru.
Skuad Garuda di Piala AFF 2012 saat terjadi dualisme. (Foto: Tribe Football)
Piala AFF 2012
Dualisme di tubuh PSSI membuat Indonesia tak sepenuhnya menurunkan kekuatan terbaiknya di turnamen kali ini. Ini menjadi kegagalan kedua Garuda ke semifinal, mengulangi catatan tahun 2007 yang menjadi peringkat ketiga grup. Kisruh di tubuh PSSI menyebabkan skuad timnas yang dibesut Nilmaizar tak sepenuhnya berisikan pemain terbaik.
Indonesia tergabung dalam grup B, bersama Laos, Malaysia dan Singapura. Mereka mengawali perjalanan dengan tidak mulus setelah bermain imbang 2-2 dengan Laos, bahkan, nyaris menelan kekalahan, jika Vendry Mofu tidak mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir. Hasil buruk juga diperoleh Malaysia yang digebuk Singapura 3-0.
Indonesia membuka asa ke semifinal usai mengalahkan 10 pemain Singapura 1-0 lewat gol tendangan bebas Andik Vermansyah. Sementara Malaysia juga membuka harapan dengan kemenangan 4-1 atas Laos.
Tak pelak laga pamungkas pun menentukan nasib keempat tim. Bermain di Stadion Shah Alam, Singapura menekuk Laos 4-3, sedangkan Malaysia membungkam Indonesia 2-0. Hasilnya, Singapura dan Malaysia memastikan tiket ke semifinal.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta