
Pantau.com - Inggris menunjuk Dewan Kemanana PBB untuk merancang resolusi yang mendesak gencatan senjata segera dilakukan di Hodeida dan memberikan peringatan selama waktu dua minggu kepada semua pihak yang terlibat dalam peperangan untuk menghentikan semua hambatan untuk bantuan kemanusiaan.
Resolusi tersebut diusulkan untuk menekan koalisi pimpinan Arab Saudi dan pemberontak bersenjata untuk segera bernegoisasi mengenai penyelesaian masalah tersebut. Hal tersebut juga menyerukan suntikan besar kas asing untuk mendukung mata uang Yaman yang runtuh dan menggaji pegawai negeri sipil, guru, pekerja kesehatan, yang harus dibayarkan dalam waktu satu bulan.
Seperti dilansir AFP, Rabu (21/11/2018) Utusan Dewan Keamanan PBB Martin Griffiths berharap pertemuan akan diadakan di Swedia antara para pemberontak dalam beberapa minggu berikutnya, namun belum ada tanggal yang ditetapkan.
Baca juga: Menengok Krisis Kemanusian di Yaman, Peristiwa Terburuk Abad Ini
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, hampir 10.000 orang, yang sebagian besar merupakan warga sipil, telah tewas di Yaman sejak intervensi pimpinan Arab Saudi dimulai, namun kelompok-kelompok hak asasi manusia percaya korban mungkin lima kali lebih banyak.
Program Pangan Dunia mengatakan, 14 juta penduduk Yaman akan berada pada kondisi kelaparan jika tidak segera dihentikan perang di negeri tersebut.
Save The Children menyatakan 85.000 anak-anak di bawah usia lima tahun telah meninggal karena malnutrisi berat dan penyakit sejak Maret 2015 hingga Oktober 2018. Angka tersebut berdasarkan data yang didapat dari PBB.
Pemberontak menyerang Ibu Kota Sanaa pada akhir tahun 2014, yang juga mengambil alih wilayah Hodeida dan pelabuhan utamanya. Setahun kemudian, koalisi campur tangan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi melarikan diri ke pengangsingan Saudi.
Kedua belah pihak dalam konflik tersebut telah melakukan kejahatan perang yang menyebabkan kematian dalam jumlah yang besar.
Meski pemerintah Barat telah mengutuk kematian besar di Yaman, mereka tetap mendukung politik dan militer Arab Saudi, yang merupakan sekutu regional dan menghabiskan miliaran dolar untuk senjata yang dibeli dari Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Pemerintah Barat juga telah ditekan untuk menghentikan perdagangan senjata sejak pembunuhan wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi di gedung Konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu.
Baca juga: Hentikan Serangan ke Saudi, Kelompok Al Houthi di Yaman Siap Berdamai
- Penulis :
- Noor Pratiwi