
Pantau.com - Defisit transaksi berjalan masih menjadi permasalahan. Pemerintah melakukan penekanan defisit salah satunya melalui pembatas impor dan peningkatan ekspor. Terkait hal tersebut Presiden Joko Widodo menugaskan beberapa kementerian untuk segera mendata komoditas ekspor yang bisa segera dilakukan.
"Artinya itu penugasan ke Mendag (Menteri Perdagangan), Menperin (Menteri Perindustrian), Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Menpar (Menteri Pariwisata) untuk membuat rincian dari rencana penindakan ekspor dengan matrix komoditi apa tujuannya apa dan sebagainya ya," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution saat ditemui di kantornya, Selasa (4/9/2018).
Lebih lanjut ia menambahkan, daftar tersebut ditargetkan selesai dalam waktu dua hari. Sehingga daftar keseluruhan dapat segera dkumpulkan dalam beberapa hari kedepan.
Baca juga: Wamenkeu Ungkap Filosofi Jawa dalam Pengelolaan Keuangan, Apa Hubungannya?
Mantan Gubernur Bank Indonesia ini mengungkapkan beberapa komoditas yang bisa digenjot dalam daftar ekspor diantaranya batu bara, Perkebunan hingga sektor manufaktur.
"Mereka minta diberi waktu dua harian jadi kita sudah punya daftarnya itu dalam beberapa hari kedepan, (potensial) yang namanya tambang kan ada batubara ya kan kemudian ada di SDA yang lain yang menyangkut perkebunan juga ada. Kemudian yang menyangkut industri ada juga manufaktur," ungkapnya.
Langkah ini merupakan upaya jangka pendek termasuk juga upaya pembatasan impor yang juga masih dalam proses review barang yang akan dilakukan pembatasan.
"Ini kan bicara jangka pendek. Mana yang bisa didorong jangka pendek bukan kalau tiga lima tahun lagi. Artinya itu yang mesti mereka identifikasi satu per satu," ungkapnya.
- Penulis :
- Nani Suherni