
Pantau.com - Perhelatan Pemilu serentak (Pilpres dan Pileg) pada 17 April 2019, dinilai rentan terjadinya kericuhan di beberapa daerah. Sebab, dari hasil analisa intelijen pada Pileg teridentifikasi dapat terjadi gesekan antar pendukung.
Karopenmas DivHumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan dari infomasi intelijen, fokus utama pengalaman berada di Pulau Jawa. Dengan alasan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) cukup banyak dibanding di luar Jawa.
"Jawa sama beberapa bagian wilayah Sumatera. Sumut, Sumsel, dan Lampung. Untuk Papua justru Pileg yang dianggap rawan. Dari Indonesia Timur sebagian besar Pileg apalagi Sulsel. Konstituennya militan," ucap Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Baca juga: Sampai ke Polisi, Ketua KPU Akui Polemik Pencalegan OSO di DPD RI Cukup Menyita Waktu
Untuk itu, kata Dedi, Kapolri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan kepada seluruh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) untuk memetakan masing-masing wilayah guna mengamankan pesta demokrasi itu.
"Bukan hanya fokus pengamanan Pilpres tapi justru tingkat kerawanan tinggi adalah Pileg. Karena antar parpol bersaing dalam menentukan kuota dan Parlementary Threshold 4 persen," papar Dedi.
Baca juga: Komisioner KPU Diperiksa Polisi, OSO: Masya Allah, Saya Tidak Tahu
Meski kerawanan yang dinilai akan terjadi pada Pileg, Dedi menyebut bukan berarti pihaknya tak melakukan pengamanan pada Pilpres.
Hanya saja, pada perhelatan Pileg mendapat perhatian lebih untuk mencegah terjadinya gesekan.
"Kalau Pilpres tingkat kerawanan bisa kita kendalikan. Yang kita khawatirkan Pileg, ini jadi fokus," kata Dedi.
- Penulis :
- Adryan N