
Pantau.com - Jakarta masih menjadi sorotan dunia setelah situs daring penyedia peta polusi AirVisual, menunjukkan bahwa kota Jakarta berada di urutan pertama kota dengan polusi terburuk di dunia, beberapa waktu lalu.
Yap, bukan hal baru jika selama ini Jakarta punya tingkat polusi udara yang sangat mengenaskan. Jutaan kendaraan bermotor, dan ribuan industri pabrik yang mengepung ibukota memberikan andil besar penyebab utama polusi di Jakarta.
Baca juga: Selasa Siang, Kualitas Udara di Jakarta Kembali Tidak Sehat!
Akibatnya, masalah pernafasan pun menghantui warga ibu kota. Sejauh ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan telah membuat sejumlah strategi untuk mengatasi pencemaran udara di ibu kota. Strategi-strategi yang dimaksud di antaranya dengan meningkatkan layanan angkutan umum massal.
Mulai dari MRT yang fase keduanya juga sedang berjalan, dan kendaraan umum massal lainnya. Selain itu peningkatkan perlengkapan uji emisi kendaraan bermotor dan penambahan ruang hijau serta penanaman pepohonan yang dapat menyerap PM 2,5 di udara yang dikeluarkan oleh sebagian besar dikeluarkan oleh asap kendaraan bermotor.
Dan juga Pemprov DKI Jakarta juga berupaya meningkatkan integrasi ruang terbuka hijau dengan jalur pedestrian. Meski begitu, setidaknya ada beberapa cara buat kamu yang tinggal dan bekerja di Jakarta, agar terhindar dari bahaya polusi udara. Apa saja? berikut ulasannya.
1. Gunakan Masker Khusus
Masker N95. (Foto: Istimewa)
Saat memulai aktivitas di luar ruangan, jangan lupa untuk selalu menggunakan masker guna menghalangi debu polusi udara terhirup langsung ke saluran pernapasan. Namun, masker yang digunakan juga tak boleh sembarangan. Masker yang memiliki kemampuan terbaik dalam menyaring polutan udara adalah jenis masker N95.
Namun, saat ini tampaknya sebagian dari warga Jakarta masih menggunakan masker biasa ketimbang masker jenis N95. Hal ini mungkin dikarenakan masker jenis N95 yang harganya cenderung lebih mahal dibanding dengan masker biasa. Selain itu karena jenis masker sangat tertutup rapat membuat penggunanya seringkali tak nyaman.
Meski begitu, daripada tidak sama sekali, penggunaan masker biasa juga tak jadi masalah. Namun sebaiknya, setelah sekali digunakan, maka masker tersebut harus langsung dibuang karena sudah tidak steril.
Baca juga: Kamu Harus Tahu, Masker Biasa Tak Mampu Tepis Polusi Udara Jakarta
2. Perbanyak Konsumsi Makanan Kaya Antioksidan
Makanan antioksidan. (Foto: Pixabay)
Menjaga kesehatan tubuh dari dampak buruk polusi udara dapat dimulai dari menjaga konsumsi makanan.Untuk itu dibutuhkan asupan makanan yang mengandung antioksidan seperti yang direkomendasikan, yaitu sekitar 75 mg vitamin C.
Asupan makanan yang mengandung antioksidan misalnya adalah brokoli, bayam, jeruk dan tomat. Beberapa jenis sayur dan buah tersebut dapat membantu paru-paru melawan polusi yang berhubungan dengan kerusakan.
Selain itu, perbanyak minum air mineral karena air merupakan detoksifikasi alami yang paling efektif untuk membersihkan organ-organ internal, termasuk paru-paru.
3. Awali Aktivitas Lebih Pagi
Kegiatan pagi hari. (Foto: Pixabay)
Memulai aktivitas lebih pagi, mau tak mau jadi salah satu pilihan agar terhindar dari bahaya polusi udara di Jakarta setiap hari. Meski sulit, langkah ini harus mulai dilakukan dan dibiasakan untuk mulai beraktivitas atau bekerja di pagi hari.
Seperti diketahui, Ozon umumnya terendah berada sekitar pukul 06.00-10.00 pagi, dan meningkat sepanjang hari dengan pembatas sinar matahari yang semakin terik karena hidrokarbon dari gas buang mobil, telah berubah menjadi asap.
Pada pagi hari, terutama menjelang siang, udara masih mengandung gas ozon yang baik untuk mencegah kerusakan paru-paru, penyumbatan pembuluh darah, memperlancar peredaran darah, meningkatkan kekebalan tubuh, terapi diabetes, asma, alergi, penyakit jantung, serta merangsang urat syaraf bekerja dengan baik.
Selain itu, cahaya matahari pagi yang hangat juga sangat penting untuk tubuh dan kaya vitamin D yang baik untuk pertumbuhan dan kekuatan tulang.
Baca juga: Tak Hanya di Luar, Tapi Waspadai Juga Polusi Udara di Dalam Ruangan
4. Cek Rutin Fungsi Paru-paru
Ilustrasi paru-paru. (Foto: Pixabay)
Upayakan lakukan pemeriksaan fisik tahunan, dan meminta dokter untuk menilai fungsi paru-paru menggunakan spirometri. Spirometri sendiri merupakan tes yang membantu mendiagnosa berbagai kondisi paru-paru, yang paling umum adalah obstruksi paru-paru kronis.
Spirometri juga bisa digunakan untuk memonitor kinerja paru-paru dan responsnya terhadap perawatan yang sedang dilakukan.
5. Olahraga Teratur
Ilustrasi olahraga. (Foto: Pixabay)
Untuk mengoptimalkan kerja paru-paru, maka olahraga yang dilakukan secara teratur menjadi salah satu solusi. Lakukan latihan pernapasan untuk menjaga paru-paru agar tetap bersih dan sehat. Latihan ini juga dapat membawa lebih banyak oksigen ke dalam tubuh.
Latihan olahraga ini dapat dilakukan setiap hari atau minimal seminggu beberapa kali. Olahraga ringan yang bisa dilakukan adalah jogging, jalan santai, senam, gym, dan sebagainya. Olahraga masih menjadi cara terbaik untuk menjaga paru-paru tetap dalam keadaan prima.
- Penulis :
- Kontributor SIG