
Pantau.com - Ribuan orang turun ke jalan menuju kantor Kepala Staf Angkatan Bersenjata Sudan, di mana sebuah unjuk rasa anti-pemerintah tengah berlangsung, menurut seorang koresponden Sputnik melaporkan.
Kantor yang terletak di jalan utama dari ibukota negara Khartoum, didatangi ribuan pendudukan Sudan dari berbagai negara bagian. Kedatangan ribuan pengunjuk rasa itu membuat Tentara Nasional Sudan memblokir jalan utama ibukota negara, yang mengarah ke Istana Kepresidenan.
Hal tersebut menyusul konfirmasi dari Kementerian Dalam Negeri Sudan yang mengatakan bahwa tujuh orang tewas dalam aksi unjuk rasa di Sudan pada pekan lalu, seperti dilansir Sputnik, Selasa (9/4/2019).
Baca juga: Demo Kecam Inflasi di Sudan Timbulkan Puluhan Korban Jiwa
Two dead and others injured following live fire during Khartoum sit-in, according to Central Sudanese Doctors Committee https://t.co/mVJSl3oEHt #SudanNews pic.twitter.com/4wK8JZtSvO
— Radio Dabanga (@Radiodabanga) April 8, 2019
Sudan security forces ‘fire tear gas’ at protesters in Khartoum https://t.co/DagdchMHJ5 pic.twitter.com/HSgImxNfsT
— Susan Gentile (@SusanGentileus) April 8, 2019
Menteri Dalam Negeri Sudan Bushara Juma mengatakan, pasukan penegak hukum negara telah menahan hampir 2.500 demonstran selama unjuk rasa anti-pemerintah berlangsung di Khartoum pada Sabtu lalu.
Baca juga: Protes Terkait Krisis Ekonomi Terus Berlangsung di Sudan
"15 warga sipil dan 42 penegak hukum telah terluka selama protes tersebut. Sebanyak 2.496 pengunjuk rasa telah ditahan di Khartoum," kata Juma dalam penyataan kepada parlemen negara, dikutip Erem News.
Aksi unjuk rasa telah berlangsung di Sudan sejak Desember silam. Demonstrasi itu awalnya dipicu oleh kenaikan harga roti. Namun, para pengunjuk rasa marah terhadap situasi ekonomi yang sulit di negara itu, yang kemudian menyerukan pengunduran diri Presiden Omar Bashir yang telah berkuasa selama 30 tahun.
- Penulis :
- Noor Pratiwi