
Pantau.com - Pemerintah Selandia Baru dalam situs imigrasinya menghapus lembar fakta tentang Palestina usai menyebabkan kemarahan masyarakat terkait fakta yang tercantum diidentifikasi sebagai Israel.
Lembar fakta yang diterbitkan dalam situs imigrasi pemerintah itu memberikan informasi tentang imigran Palestina yang datang ke Selandia Baru. Dalam situs itu, Yerusalem Timur disebut sebagai Ibu Kota Negara Palestina.
Penerbitan peta itu memicu perdebatan di media sosial dan tak lama kemudian, halaman situs web tersebut dihapus.
rnrnImmigration New Zealand’s ‘State of Palestine Refugee Quota Factsheet’ presents a one-sided, distorted and politicised narrative of the Israel/Palestine conflict and totally erases Israel from the map.@MFATgovtNZ @IsraelinNZ @AlfredNgaroMP @winstonpetershttps://t.co/bo7vuv9m78
— Israel Institute of NZ (@IsraelInstNZ) 14 Juni 2019
Baca juga: Parah! Jejak Kekejaman Israel di Tanah Palestina Sejak 1967
Melansir RT, Rabu (19/6/2019), Israel Institute of New Zealand menyerukan Menteri Imigrasi untuk segera meminta maaf atas gambar yang menyinggung dan mengkonfirmasi bahwa itu tidak mencerminkan kebijakan pemerintah.
"Imigrasi Selandia Baru perlu mengeluarkan pernyataan yang menyatakan situs itu tidak mewakili pandangan kementerian, dan penyelidikan perlu dilakukan untuk mencari tahu siapa yang bertanggung jawab," kata direktur institut Ashley Church, dikutip Times of Israel.
Kesalahan yang paling jelas adalah peta yang melabelkan seluruh Israel modern sebagai 'Palestina', demikian pernyataan Church.
Baca juga: Wanita Palestina Hamil, Bayi 14 Bulan dan Tentara Israel
"Peta tersebut sangat ofensif dan sama dengan Imigrasi Selandia Baru yang menampilkan peta Inggris yang menghapus Skotlandia dan Wales, dan menyebut kepulauan Inggris sebagai Inggris, tambahnya dikutip Jewish News.
Dalam peta tersebut, terdapat informasi yang mengatakan bahwa Israel menyebabkan penindasan secara masif terhadap Palestina. Selain itu, dalam dokumen itu juga disebutkan sanksi ekonomi dan blokade oleh Israel di Jalur Gaza.
- Penulis :
- Noor Pratiwi