
Pantau.com - Resolute Support Mission telah melakukan penyelidikan mengenai serangan udara mematikan AS di Afghanistan selama dua hari yang menewaskan 30 orang.
Mayor Bariki Mallya, juru bicara bagi misi tersebut, mengatakan kepada Kantor Berita Anadolu, serangan udara di Kabupaten Garmsir di Provinsi Helmand dilancarkan oleh pasukan AS atas permintaan tentara Afghanistan yang sedang memburu anggota Taliban yang bersenjata senapan mesin berat.
"Dalam aksi bela diri, pasukan darat meminta serangan udara dilancarkan. Setelah serangan itu, ada ledakan kedua di dalam satu kompleks. Pada saat yang sama dengan serangan tersebut, pasukan darat tak mengetahui ada warga sipil di dalam kompleks atau sekitarnya; mereka hanya tahu bahwa anggota Taliban menggunakan gedung itu sebagai posisi tempur," katanya.
Baca juga: Pembicaraan Damai dengan Taliban, Afghanistan Siapkan Tim
Ia menambahkan petempur Taliban terus menggunakan warga sipil, terutama anak-anak, sebagai tameng.
Ketidak-puasan telah meluas di kalangan penduduk mengenai peristiwa itu.
Pada Rabu, lembaga penyiaran lokal Tolo News melaporkan bahwa sedikitnya 30 orang --termasuk perempuan dan anak kecil-- tewas dalam serangan udara itu. Pemerintah provinsi menyatakan 15 anggota Taliban juga menjadi korban.
Baca juga: Kemarau Panjang Melanda, Anak-anak di Afghanistan Terpaksa Dinikahkan Guna Mendapat Uang
Pada awal pekan ini, operasi darat dan udara serupa pimpinan koalisi AS melukai 16 orang. anak kecil kebanyak menjadi korban dalam serangan di wilayah Baba Ji Helmand.
Korban di pihak sipil dalam berbagai serangan udara telah memperlihatkan lonjakan tajam, naik 52 persen dalam enam bulan pertama 2018, dibandingkan dengan tahun lalu, kata Misi PBB di Afghanistan.
Sebanyak 149 warga sipil tewas dan 200 orang lagi cedera dalam semester pertama 2018.
- Penulis :
- Widji Ananta










