
Pantau.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan, pihaknya akan bereaksi terhadap ancaman militer terkait penarikan diri AS dari Perjanjian INF nuklir.
Rencana AS untuk membangun senjata nuklir berdaya rendah akan secara tajam menurunkan ambang batas untuk penggunaan senjata nuklir.
"Kami tidak mencari perlombaan senjata, yang saat ini ada pada masa Perang Dingin, presiden mengatakan dengan sangat jelas tentang ini," kata dia, dikutip dari Sputnik, Senin (4/2/2019).
Baca juga: Gagal Capai Kesepakatan Nuklir dengan Rusia, AS Tarik Diri dari INF?
Menurut Lavrov, semua proposal Rusia yang terkait dengan pengendalian senjata masih di atas meja, tetapi Moskow tidak akan mengingatkan mitra Barat kami tentang mereka.
"Ketika mereka (otoritas Gedung Putih) memahami tanggung jawab mereka atas masalah yang diciptakan oleh kebijakan AS. Pintu-pintunya terbuka, kita akan bicara. Dengan pijakan yang sama, atas dasar mempertimbangkan masing-masing pihak kepentingan, kepentingan yang sah, bukan fiksi," papar Lavrov.
Baca juga: Soal Perjanjian Nuklir INF, Rusia Tantang Kesiapan AS
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa negara-negara NATO tidak siap untuk berdialog tentang peluncur MK-41 yang dikerahkan di Rumania dan Polandia yang melanggar Perjanjian INF.
Pernyataan itu muncul dua hari setelah Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, di mana presiden Rusia mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan kewajibannya berdasarkan Perjanjian INF.
Selain itu, Putin menyatakan bahwa penggunaan roket target dan penempatan peluncur Mk 41 di Eropa sejak 2014 oleh Amerika Serikat merupakan pelanggaran langsung terhadap Perjanjian Pasukan Nuklir Jangka Menengah.
- Penulis :
- Widji Ananta